Oleh : Ria Suwarni
Hai rinduku hari kau menyapaku. mungkin tak hari ini juga tapi dulu, namun semuanya ku abaikan hingga rasa itu mulai berlalu perlahan kutikam rindu itu. Ya rindu, rindu yang menghujam hatiku hingga jiwaku goyah ikut bersama alunan kerinduan terhadap mu. Ah rindu kau curang semakin hari rindu itu semakin bertambah bukan semakin berkurang itulah kecuranganmu. Banyak tangis yang keluar karena rindu karena pilu memikarkan dirimu hingga muncul kerinduan yang serba palsu penuh dengan amarah serta nafsu.
Untuk saat ini aku tak lagi merindu aku juga tak berada lagi dalam lingakaran yang penuh dengan kekotoran itu. Karena aku sadar rinduku itu hanya sebatas godaan akan keruntuhan imanku. Hingga tanpa kusadari aku telah membuat Tuhan cemburu terhadap rasa rinduku yang telah terjebak akan nafsu.
perlahan aku bangit dari lingkaran kotor itu mulai beranjak dari kediaman itu seperti kataku tadi rindu itu telah kutikam dengan kejam hingga aku tak dapat lagi merasakan rindu itu. Karena hatiku mulai berbenah hingga aku tau rindu itu berawal dari fitrah cinta yang semestinya halal namun aku salah meletakkan rinduku. Ya Rabb maafkan aku. Aku menangis bukan karena merinduiMu tapi karena dia yang membawaku kedalam lingkaran gelap itu. Gelap sekali yang kurasakan dulu. Ya Rabb fitrah ini sering membuatku lalai. Untuk saat ini kuserahkan cinta, kasih, sayang dan fitrah ini kepada Mu.
Kutitipkan semua rasa ini kepada Engkau Pemilik Rasa dan pemilik cinta yang maha sempurna agar fitrah ini tidak menjadi fitnah ,teguhkan hatikku untuk tetap berada dalam keistiqomahan hingga Tuhan mempersatukan aku dengan penuh rasa cinta tanpa ada rasa cemburu walau sekecil debu karena kita telah dihalalkan dengan ijabkabul itu.
*mahasiswa Uin Ar-Raniry Banda Aceh,