Takengen | Lintas Gayo – Gayo merupakan negeri yang subur dalam pelukan gunung. Negeri ini dikenal memiliki air yang melimpah, namun air yang merupakan Rahmat Tuhan itu belum sepenuhnya di nikmati warga Takengen. Warga di seputaran kota wisata andalan Aceh ini masih kesulitan mendapatkan air.
Sebagian besar warga yang menggunakan jasa PDAM mengeluh. Tarip restribusi pembayaran air naik dua kali lipat dari nilai sebelumnya, namun air yang diharapkan tidak lancar. Dampaknya warga harus mengeluarkan uang untuk membeli air.
“Kami harus membeli air, sementara retribusi ke PDAM tetap kami bayar. Mengharapkan air dari PDAM sangat sulit, jangankan untuk keperluankan MCK, untuk wudhu shalat saja harus membeli air di luar PDAM,” sebut Febri, warga di seputaran Musara Alun Takengen, Kamis (4/8/2016).
Sebelumnya PDAM menetapkan restribusi Rp 53 ribu, kini naik menjadi Rp 112 ribu, namun air yang diharapkan tidak lancar. Namun kini nilai itu semakin menambah beban, karena warga harus membeli air dari pihak lain.
Hal yang sama juga dirasakan warga lainya diseputaran Musara Alun, Blang Kolak 1 dan Blang Kolak 2. Apalagi saat pagelaran Porseni berlangsung, persoalan air di sana menjadi persoalan yang vital.
“Di kami juga sama, retribusi tetap dibayar, namun air yang diharapkan tidak datang,” sebut Riza, penduduk Ujung Gergung, Kecamatan Bebesen Aceh Tengah.
Warga yang berada di seputaran Musara Alun, selama ini mengandalkan Bank yang ada di sana untuk tempat shalat, namun kali ini terlihat persedian air untuk wudhu di bank tersebut juga menipis.
Ternyata persoalan air bersih manjdi persoalan umum yang sudah lama belum mampu diselesaikan diseputaran kota Takengen, banyak warga mengeluhkan distribusi air dari pihak PDAM. (Iqoni RS/ Khosi NT)