Takengen | lintasgayo.com – Makna Jembolang adalah Marwah ni urang Gayo, karena letak Jembolang adalah di kepala dan kepala adalah hal tertinggi bagi manusia. Jembolang topi Adat Gayo yang digunakan untuk kaum laki laki dengan berbahan kain sarung.
Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya (UKM SENDAYA) gelar Jembolang Festival yang memperlombakan Musik Etnik, Melengkan, dan Tari Kreasi Gayo. Sabtu, 2 Desember 2017 di Gedung Olah Seni Takengen, peserta yang tampil adalah Pelajar SMA Sederajat Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah
Juara dalam Jembolang Festival kategori musik Etnic Pelajar SMK N 3 Takengen sebagai Juara 3, juara 2 diraih oleh Pelajar SMA N 8 UNGGUL Takengen dan juara 1 diraih oleh Sanggar Ranguten (Persatuan Dari Pelajar SMA Sederajat)
Dilanjutkan dengan Katagori Melengkan juara 3 diraih oleh Pelajar SMA N 8 Unggul Takengen, juara 2 diraih oleh Pelajar SMK Negeri 1 Takengen serta juara 1 diraih oleh Pelajar SMA N 4 Takengen.
Dan Katagori Tari Kreasi juara 1 diraih oleh Pelajar MAN 3 Lampaha, Juara 2 diraih oleh Pelajar SMK 1 Takengen dan juara 3 diraih oleh Pelajar SMA N 4 Takengen.
Aryanto, selaku Panitia Pelaksana, usai kegiatan berlangsung kepada media menyampaikan agar kiranya Pemerintah Daerah agar lebih Peka terhadap Pelestarian Budaya Gayo agar generasi bukan sekedar menjadikan Budaya sebagai bentuk kesenangan semata akan tetapi mampu memahami makna yang terkandung.
Seperti Kegiatan Jembolang Festival kali ini, banyak sekali para didikan Pelajar belum mengerti cara menggunakan Jembolang yang sebenarnya apalagi makna Jembolang tersebut. Ini bukti pudar nya makna Budaya Gayo di generasi saat ini. Kalau Pemerintah tidak berperan dan peduli maka makna Budaya leluhur akan bergeser dari dasarnya apalagi di zaman sekarang. Setidaknya Pemerintah memberikan dukungan dan Suport yang lebih untuk para penggerak kesenian dan mereka mereka yang peduli akan Budaya Gayo. Ini pun tidak dilakukan.
“saya berharap Pemerintah lebih peka terhadap Budaya Gayo agar generasi bukan sekedar menjadikan budaya untuk kesenangan semata akan tetapi mampu memahami makna yang terkandung. Seperti kegiatan yang kita laksanakan hari ini banyak peserta yang tampil belum mengerti cara menggunakan Jembolang apalagi makna Jembolang tersebut. Ini merupakan bukti bahwa budaya Gayo telah pudar dimata generasi. Kalau Pemerintah tidak berperan dan peduli maka makna Budaya leluhur kita akan bergeser dari dasarnya apalagi di zaman sekarang ini. Setidaknya Pemerintah memberikan dukungan dan Suport yang lebih untuk para penggerak Kesenian dan untuk mereka mereka yang peduli akan Budaya Gayo, ini pun tidak dilakukan “. Ungkap Aryanto. (Salman/ LG010)