Takengen | Lintasgayo.com – Polemik penampilan Tari Sinning, saat acara rangkaian “Mu nik ni Reje Aceh Tengah“, 2 Januari 2018, menjadi perdebatan di media sosial.
Pro – kontra ini dijelaskan secara lugas oleh pemangku adat Masyarakat Gayo, Tgk. M. jihad. ” Tari Sinning sebuah aba – aba untuk memulai suatu pekerjaan”. Ujar pemangku adat Gayo ini.
Tari Sinning merupakan Induk Tari Bines dan tari Saman. Sebagai salahsatu perlambang ketangguhan dan ketangkasan orang Gayo.
“Terkait Penggunaan Dulang dalam penampilan tari Sinning merupakan suatu perlambang, bahwa orang Gayo selalu siap dimana pun, ditempat manapun. Bisa menari diatas Atang (Tungul), diatas pematang sawah, bahkan diatas selembar papan dan juga pada tingkatan Ahir bahkan diatas pedang”. Ujar Tgk Jihad menambahkan.
Pria bersahaja ini juga menjelaskan bahwa, “penggunaan media dulang boleh – boleh saja, dan memang dulu seperti itu, sebagai bentuk menjawab tantangan, dalam media (wadah) apapun, penari mampu tampil”. Tutupnya. ( LG 008)