Banda Aceh| lintasgayo.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lhonching program Keluarga Tangguh Bencana (KATANA) di Pasie Jantang Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, dalam upaya membangun mitigasi kebencanaan kepada seluruh keluarga di Provensi Aceh.
Kepala BNPB Pusat, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan Program ini akan berjalan mulai tahun depan.
“Kita harapkan selama lima tahun yang akan datang seluruh keluarga di Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program keluarga tangguh bencana ini” kata Doni Minggu 08/12/19.
Selama berada di Aceh untuk meluncurkan program Keluarga Tangguh Bencana di Pantai Pasie Jantang Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar, Doni menyebutkan akibat dari peristiwa gempa dan tsunami maka yang paling terkena dampak adalah lingkungan keluarga, yang mayoritas ibu-ibu dan anak-anak.
Jenderal Bintang Tiga ini mengatakan jumlah hasil kajian baik dari peneliti dalam dan luar negeri membuktikan bahwa yang bisa menyelamatkan diri saat peristiwa bencana pertama sekali ialah diri sendiri, kemudian baru bantuan keluarga, serta selanjutnya bantuan lingkungan sekitar.
“Hanya dua persen orang luar yang datang untuk memberi bantuan. Berarti 98 persen (penyelamatan) itu adalah karena kemandirian, baik orang-perorang, keluarga dan juga lingkungan,” katanya.
“Oleh karena itu BNPB telah meluncurkan program desa tangguh bencana (Destana) yang salah satu di dalamnya program Katana”. Sambungnya.
Program itu lahir beranjak dari data BNPB bahwa 54 ribu desa di Indonesia memiliki potensi bencana dengan kerawanan bervariasi, mulai dari sedang hingga paling tinggi.
Lebih lanjut, Doni Munardo mengatakan selama mengikuti kegiatan peluncuran program Katana dalam tiga hari terakhir di Aceh tersebut, BNPB telah mengedukasi para peserta pelatihan dari lintas sektor terkait ancaman-ancaman bencana di setiap daerah Indonesia yang berbeda-beda.
Doni mengatakan mulai dari ancaman bencana gunung merapi, gempa yang diikuti tsunami, bahkan likuifaksi. Begitu juga ancaman hidrometerologi seperti angin puting beliung, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta yang sedang menunjukkan grafik naik yaitu abrasi di sejumlah pantai.
Karena itu dalam pelaksanaan program ini nantinya akan dilakukan pembahasan dengan kementerian terkait serta para pakar kebencaan menyangkut para kader-kader provinsi hingga ke kabupaten/kota dan desa agar mampu meningkatkan keselamatan dan ketangguhan keluarga dalam menghadapi potensi bahaya.
“Jadi ujung tombak program ini adalah Juru Keluarga Tangguh Bencana (Juragan) yang berada di tingkat desa, sehingga mereka bisa menilai mana masyarakat yang sudah mengikuti program ini dan mana yang belum mengikutinya”. Tutup Doni Munardo. (Putra Mandala)