Oleh: Umara Aman Keisah*
Dear, Tenaga medis yang kami sayangi karena Allah, InsyaAllah Allah berkahi dunia akhirat
Sejak Covid 19 melambaikan arah masuk di ibu kota hingga pelosok Negeri
Sigapmu menjadi tempat yang dicari keringatmu sudah tak dapat lagi terbeli
Pagi ke siang hingga mentari tidak menampakkan cerahnya lagi
Engkau masih siaga menjadi pengayom sejati
Semua tak dapat menebak kapan bencana ini akan dapat mengakhir
Garda terdepanmu hanya do’a serta kerjasama yang baik dari seluruh raga negeri
Hadirmu sigap dengan seragam putih yang menjadi kebanggaan setiap umat melayani
Arahmu melangkah menuju Rumah tempat layani
Khalayak yang berupaya menghadirkan semangat kembali
Rumah terindahmu berdikari terpusat pada kesehatan masyarakat ini
Rumah Sakit adalah rumah permanenmu saat ini
Jika ditanya rumah pribadi, maka hitungan menit kadang tidak terbeli
Terlebih saat Covid anak & istri bukan lagi prioritas diri
Ragamu milik negeri tercinta ini
Padu padanmu selalu menyatu dengan keluh kesah raga yang hampir menjumpai ilahi
Untukmu pengobat hati yang laju sebagai garda terdepan bagi kami
Coba dengar yang mereka tahu dengan dirimu
Hadirmu mengobati, merawat dengan sepenuh hati
Berniat lillahi robbi, keinginan syahidmu sudah tak dapat di tawar lagi
Walau hari-hari berteman dengan pasien pandemi berbagai resiko sudah jangan di tawar lagi
Terserang beragam penyakit bukan menjadi pilihan lagi, sudah harus dijalani
Bagimu melayani pasien Covid sudah seperti melayani diri sendiri
Ini sudah menjadi pilihan diri, maka jangan sampai di tawar lagi
Tersebab hati sudah bertemu kasih maka menjadi sehat adalah motivasi tertinggi
Wahai pelita hati yang memilih berdiri di garda terdepan milik ilahi
Padamu Negeri yang entah berantah mari terus perbaiki diri
Pandemi ini bisa berdiri disamping kanan dan kiri
Nyata dan melayang bagai arah angin yang sesuka hati berhembus melayani
Jika sudah diuji nyali dan tak menjaga diri
Kemari kata sang garda terdepan terutama melayani
Sayang, coba petik kalimat penutup bagi yang peduli
Tim medis juga manusia yang juga berpeluang terserang penyakit
Pulang tak langsung masuk ke dalam rumah sendiri
Sebab ingin menjaga keluarga agar tak tertulari
Memilih berjarak agar Ibu, Ayah, Adik, Anak, Suami ataupun Istri
Sebagai upaya untuk mencari aman dari segala membahayakan diri
Bahkan harus mengisolasi diri sendiri
Serumah tapi tak bertatap muka lagi
Betapa pengorbanan yang tak mampu terbeli siapapun
Semoga Allah terus memberkahi setiap langkah ini kapanpun
Melimpahi keberkahan dan terus dilindungi serta selalu diberi kesehatan
Terimakasih Tenaga Medis, Garda terdepan Pejuang Kesehatan
*Tim #AKU Aliansi Kerja Umat