Kisah Mengharukan Perjuangan Bagus Warga Rembele Sembuh Dari Covid-19

Redelong | Lintasgayo.com – Sekilas perjalanan seorang Bagus Bin Syamsuddin, berdomisili di Kampung Rembele, Kecamatan Bukit, Bener Meriah. Pasien yang dinyatakan positif oleh Balitbangkes Aceh, selama ini dirawat di RSU Zainal Abidin Banda Aceh, telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Bagus yang beralamat di Lhoksukon, Aceh Utara ini. Saat dikonfirmasi oleh Lintasgayo.com, Minggu 08/08/20 via telpon dan dan pesan singkat, Bagus menceritakan, waktu itu jam 21.30 Wib, Tanggal 21 Juli 2020 Selasa malam, ia mengalami sesak dan jantungnya terasa sakit.

Atas dasar penyakit inilah, keluarga membawa Bagus  ke RSUD Muyang Kute.  Oleh perawat Muyang Kute, Bagus dipasang impus serta chek jantung dan juga dipasangi alat bantu pernapasan karena mengalami sesak.

“Sekitar 2 (dua) jam saya terbaring,  Alhamdulillah sesak saya hilang, akhirnya oksigen saya dilepas dan saya sudah enakan,  dan tidak ada merasakan sakit apa apa lagi, Lalu kata salah satu perawat, saya dikatakan terkena Covid-19.  Padahal saya belum ada ditest apa apa, baik Rapid maupun Swab,” ungkap Bagus.

Setelah dinyatakan positif, Bagus di isolasi. Kemudian, paginya seorang perawat berkata,  bahwa ia harus dirujuk ke Banda Aceh. Tanpa membantah, Bagus segere mempersiapkan diri.

“Saya berharap yang masuk dokter, tapi ya sudahlah. Saya ikutin aja apa kata petugas rumah sakit Muyang Kute, dan akhirnya sekitar pukul 12.30 WIB, saya diberangkatkan dengan ambulan ke Banda Aceh,” ujar pria umur 24 tahun ini.

Setibanya di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, pada pukul 18.15 Wib, Selasa malam. Bagus langsung dibawa masuk, dan di tanya oleh petugas, kendala apa yang ia rasakan. Bagus juga diminta menunjukkan hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Muyang Kute. Namun Bagus mengaku tidak pernah diperiksa.

“Saya bilang tidak ada, hanya semalam saja ada saya rasakan sesak, mereka tanya mana hasil pemeriksaan dari Bener Meriah, saya juga bilang tidak ada, karena saya belum ada diperiksa seperti Rapid Test dan Swab,” keluh Bagus.

Bagus menceritakan, petugas sempat kaget dengan jawabannya, namun karena dia sudah tiba di RSUZA Banda Aceh, Bagus enggan mempermasalahkan hal tersebut.

“Saya ceritakan malam pertama disana, inpus saya langsung dibuka, karena saya memang tidak ada merasakan apa-apa dan nampak sehat jadi impus langsung dibuka petugas,” cetusnya lewat pesan singkat whatsapp.

Bagus yang telah berada di ruangan isolasi, dilakukan foto rotgen tengkorak, kemudian dilakukan swab pertama. Menurut keterangan dokter kepadanya, hasil Swab pertama akan keluar antara 4 hari atau 5 hari.

“Saya terkejut ketika membuka Facebook, banyak yang memberitkan bahwa saya sudah positif, namun ada juga media yang mengatakan bahwa saya negatif.

Penasaran dengan sejumlah berita yang mengatakan dirinya positif, Bagus seketika langsung menelepon perawat untuk menanyakan hasil Swab yang telah diambil beberapa hari lalu. Namun hasinynya juga belum keluar.

Bahkan ada berita yang menyatakan bahwa Bagus dinyatakan positif setelah beberapa kali diSwab. Nyatanya, Bagus mengaku baru sekali dilakukan Swab.

“Setelah saya dirawat seminggu, kemudian pada tanggal 29 Juli 2020, saya kembali di-Swab tahap kedua,” ungkap Bagus Bin Syamsuddin.

Bagus yang dirundung penasaran dengan hasil swab tahap pertama, kembali mempertanyakan kepada perawat terkait hasil swabnya. Lagi-lagi hasil Swab Bagus dinyatakan belum keluar.

“Saya pertanyakan hasil Swab saya kemaren,  mereka bilang belum keluar, mereka katakana akan dikabarin kalau sudah keluar,” cetusnya.

Kemudian tanggal 02 Agustus 2020 Bagus kembali di Swab, ia mempertanyakan terkait prosedur pasien dapat pulang di RSU Zainal Abidin ini. Pihak RSUZA mengatakan, pasien dapat keluar atau pulang ketika sudah dilakukan Swab dengan hasil negatif 2 kali.

“Saya sangat merasa heran karena ada orang dekat diruangan saya, dia baru 10 hari sudah pulang dan juga ada yang 9 hari sudah pulang. Saya hingga 13 hari belum juga pulang,” keluh Bagus.

Hasil Swab Bagus yang tak kunjung keluar, dikagetkan dengan kabar, bahwa ia pada tanggal 04 Agustus 2020 telah diberikan izin untuk pulang.

Bagus kembali kecewa, pasalnya hasil swab dirinya belum juga keluar dari pihak Rumah Sakit Zainoel Abidin. “Saya dikabarin sorenya, bahwa saya sudah boleh pulang, lalu saya tanyakan hasil swab, mereka bilang juga belum keluar,” katanya.

Kemudian Bagus juga menceritakan, pelayanan di RSUZA Banda Aceh cukup baik, semua perawat berlaku sopan dan ramah, serta sangat mengerti dengan pasien, makanan juga sangat layak.

Bagus mengungkapkan, penyakit sesak napas yang ia derita, sudah dirasakan sejak duduk di bangku SMP, ia sudah masuk rumah sakit karena penyakit ini  sejumlah delapan kali.

“Hingga sekarang saya belum ada diberi kabar  tentang hasil swab dari pihak RSUD Muyang Kute dan RSUZA Banda Aceh, ketika pulang saya hanya di kasih surat periksa dan surat pulang,” tutur Bagus.

Hingga dinyatakan Bagus dapat meninggalkan RSUZA Banda Aceh, hasil swab juga belum keluar, hal ini membuat Bagus merasa sangat kesal.  Menurutnya, hasil positif atau negatif dia akan terima. Namun karena tidak ada kejalasan Bagus kurang terima.

“Karena saya sayang sama keluarga dan kawan-kawan yang sudah kontak sama saya, mereka anggap saya sudah terpapar, karena saya semua jadi resah dan jadi takut,” ungkap pegawai honor di Setdakab ini.

Menurut Bagus, akibat dirinya, sejumah tenaga kesehatan yang pernah berinterkasi dengan dirinya menjadi terpapar, ia dituduh oleh sebagian masyakat Bener Meriah menjadi penyebab banyaknya kasus positif covid-19.

“Saya minta tolong agar hasil Swab yang mengatakan saya positif Covid-19 dan Surat saya dinyatakan Negatif harus di umumkan kepada publik, dari RSUD Muyang Kute,” pintanya.

Bagus yang kini telah keluar dari Rumah Sakit Umum Zainole Abidin Banda Aceh, meminta agar masyarakat Bener Meriah tidak memvonis dirinya dan keluarga, termasuk yang positif lannya, sebagai penyebar virus corona (Covid-19) di kabupaten penghasil kopi ini.

“Agar nama saya dan keluarga saya tidak dibenci oleh seluruh masyarakat yang ada di kampung kelahiran saya, terutama Kampung Rembele, Kec. Bukit,  tempat saya tinggal,” tutup Bagus yang bekerja dibagian umum Setdakab Kabupaten Bener Meriah.

Kini Bagus Bin Syamsuddin yang telah dinyatakan sembuh oleh Rumah Sakit Umum Zainol Abidin sedang melakukan isolasi mandiri di Lhoksukon, Aceh Utara, selama 14 hari.

Lintasgayo.com mencoba menelusuri sejumlah pihak, terkait penyataan bagus. Saat dikonfirmasi Lintasgayo.com kepada Gugus Tugas Aceh dan Kabupaten Bener Meriah, hasil Swab dirinya juga belum keluar.

Riswandika Putra, S.STP, M.AP saat dikonfirmasi via Whatsapp, Rabu (12/08/2020). Mengatakan, hasil uji lab Swab pertama Bagus dinyatakan positif, namun hasil Swab kedua, hingga kini belum keluar.

Menurut Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penangangan Covid-19 Bener Meriah ini, Bahwa Balitbangkes Aceh belum mengirimkan hasil Swab yang bersangkutan.

“Kita tidak tahu, karena kita belum terima hasilnya dari Balitbangkes Aceh,” jelasnya. (Putra Mandala)

Editor: Fazri Gayo

 

Comments are closed.