Redelong lintasgayo.Com| Musibah yang menghanguskan 9 unit ruko rata dengan tanah disertai 6 unit kios dan 8 Ruko lainya terimbas di di Pasar Simpang Tiga, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, pukul 17.05 Wib, Jumat 14/08/2020, meninggalkan kesan kecewa bagi warga.
Wartawan Lintasgayo.com yang turun ke lokasi saat api sedang berkobar, melihat dari dekat bagaimana kekecewaan warga, ketika semuanya berteriak soal mobil pemadam kebakaran. Warga di sana tidak menolak takdir Tuhan dalam persoalan musibah, namun mereka kecewa soal pemadam kebakaran.
Pitra, salah seorang warga Kampung Pasar Simpang Tiga, saat dijumpai lintasgayo.Com, mengungkapkan kekecewaanya. Dia berharap rumah penduduk tidak sampai begitu banyak yang hangus terbakar, kalau seandainya pemadam cepat tiba kelokasi kebakaran.
Hanya I unit mobil pemadam yang turun kelokasi, itupun mobil dari posko pemadam Bandar. Datanglah bantuan dari Aceh Tengah yang mengirimkan 3 unit Damkar, ditambah water canon milik Polres dan Batalion Brimob (2 unit), dan 1 unit mobil pemadam milik UPBU Bandara Udara Rembele.
Sedih, ketika melihat warga bahu membahu saat memberikan pertolongan. Mereka menyiram kobaran api dengan air parit, aqua, dan air lainya. Warga berjejer mengambil air, demi memadamkan api. Namun bantuan yang diberikan masyarakat itu tidak mampu memadamkan api.
Kebakaran yang diperkirakan jam 17.05. Hampir 40 menit api berkobar, sudah menjalar kemana-mana, nyaris rata dengan tanah, baru tiba mobil pemadam kebakaran (17.45 WIB), Pemda Aceh Tengah 3 unit, ditambah water canon milik Polres dan Batalion Brimob ( 2 unit) serta satu unit SPBU Bandara Udara Rembele.
Walau bantuan datangnya terlambat, telah menghanguskan 9 unit rumah dan rata dengan tanah, namun rasa kebersamaan masyarakat, bahu membahu membantu memadamkan api, menunjukan solidaritas yang tinggi.
Masyarakat bersama TNI/Polri, Tagana, Karang Taruna, Dinas Sosial, PSC 119 serta bantuan Komunikasi dari relawan RAPI dan yang lainnya, dengan sigap membantu menyirami api secara manual. Ada yang menggunakan ember, gayung mereka berbaris, saling sambut menyambut demi sampainya untuk disiram ke api.
Mereka tidak merasa lelah. Penuh harap dan doa, agar api dapat dipadamkan dan tidak menjalar kemana-mana. Ketika datang bantuan pemadam kebakaran dari berbagai pihak, sekitar pukul 18.58 Wib, api dapat dipadamkan, walau telah menghanguskan 9 unit Ruko, 6 kios dan 8 ruko lainya terkena imbas.
“Kami sedih, kecewa dengan keadaan ini,” sebut Pitra, seharusnya api mampu diminimalkan, bila Mobil Pemadam kebaran milik Pemda Bener Meriah cepat turun ke lokasi. Kami turut berduka atas ratanya rumah saudara kami dengan tanah, sebutnya.
Nama nama korban yang berhasil Lintasgayo.com dapatkan di lokasi; Jawahir, Mahmud, Padli, Ilyas, M.Saleh, Razali, Sahrul Rabrina dua unit ruko, Mulyadi, jumlah keseluruhan 10 unit, serta 6 unit kios yang merupakan kios aset Desa Pasar Simpang Tiga.
Sementara rumah yang terkena imbas milik; Mariana, Nurdin Usman, Hendra Noviandi dua ruko, Kartini, Taupik kurahman, Jubir dan Islamudin.
Walau tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian matrial nilainya cukup besar, bila dikalkulasikan ruko beserta isi barang yang hangus terbakar nilainya mencapai miliyaran rupiah.
Panik di Lapangan
Ada catatan pilu dan menegangkan yang berhasil Lintasgayo.com dapatkan dilapangan, saat manusia dibalut ketegangan dan panik, di sela sela kobaran api.
Terjadi selisihpaham antara masyarakat dengan pemadam akibat kesal terlalu lama hadir. Warga marah marah, namun setelah diberi penjelasan bahwa mobil pemadam kebakaran yang hadir ke lokasi itu, bukan milik Pemda Bener Meriah, namun dari Aceh Tengah datang memberikan bantuan, warga salut dan meminta maaf.
“Terima kasih saudaraku dari Aceh Tengah yang turun tangan membantu kami yang sedang musibah,” ucap warga di lokasi, disela sela korbaran api.
Lintasgayo.com, sempat juga meminta tanggapan Kapolsek Bukit Iptu Jufrizal.SH yang hadir kelokasi dan turut memberikan bantuan. Menurutnya, setelah mendengar laporan dari warga, langsung menuju TKP dan melaporkan kepada atasan, serta menghubungi pihak pemadam kebakaran.
“Kepada petugas pemadam sudah kami beritahutelah terjadi kebakaran, jawabannya iya. Tetapi tidak kunjung tiba ke lokasi. Ada apa? Apakah enggak ada sopir atau lainya, mengapa mereka tidak sampai ke lokasi,” tanya Kapolsek.
Sempat beberapa kali dilepaskan tembakan ke udara. Suasana panik, masyarakat marah marah ketika datang mobil pemadam kebakaran dan mau melakukan perbuatan anarkis. Letusan senjata itu untuk meredakan emosi masa, sebut Kapolsek.
Namun setelah mengetahui mobil pemadam kebakaran itu datangnya dari Aceh Tengah memberikan bantuan, spontan emosi masyarakat reda dan mengucapkan terima kasih, atas perhatian kabupaten induknya Aceh Tengah.
Kehadiran pemadam dari Aceh Tengah setelah berbagai pihak menghubungi via HP, lewat Radio Kuminikasi Relawan RAPI. Namun ketika tim kemanusian dari Aceh Tengah ini hadir memberikan bantuan, warga tidak mengetahuinya dan salah tanggap, mereka duga pemadam kebakaran dari Bener Meriah.
Musibah di pasar Simpang Tiga Bener Meriah meningalkan kesan dan luka warga, terhadap pelayanan yang diberikan pihak pemadam kebakaran Bener Meriah. Dinas yang bertugas membantu masyarakat saat musibah ini, tidak memberikan bantuan saat warga berhadapan dengan api.
Ini pelajaran berharga dan warga tidak mau kejadian seperti ini terulang kembali. Warga tidak inginkan musibah, namun mereka tidak bisa mengelak ketika Tuhan memberikan musibah. Namun sebagai manusia, kita berupaya memperkecil musibah itu.
Namun musibah di Pasar Simpang Tiga, telah menunjukan ke warga bagaimana sikap dan kinerja petugas pemadam kebakaran di bawah kendali BPBD Bener Meriah. Apakah harus seperti ini? Kesiapan Pemda Bener Meriah dalam menangani musibah sangat diharapkan masyarakat. (Mandala Putra/Red LG)
Comments are closed.