oleh: Win Ruhdi Batin
Kesip adalah sejenis kecoa kecil. Dalam literatur, kesip mungkin disebut kecoa Jerman. Dalam pepatah Gayo, kesip pernah disebut. “Unung -unung. Kusi kesip Kobe manung”.
Sungguh saya tak punya hubungan khusus dengan hewan ini. Kenalpun tidak. Cuma saya tahu. Pernah lihat.
Saya baru agak peduli pada hewan yang sering dirumah ini, setelah seorang teman saya, berinisial S. Seperti memiliki hubungan khusus dengan Kesip ini.
Bukan saja hubungan khusus manusia -hewan. Tapi seperti pembawa pesan baginya.
Suatu waktu, sekitar tiga tahun lalu, S bertamu. Dia menceriterakan sejarah Gayo. Dari era Adi Genali. Sungguh , bagiku , cerita sejarah ini seperti berada di dunia lain.
Dalam sejarah Gayo yang diceritakan itu, Gayo mengenal dunia sejak awal diciptakan.
Tekala uren Rene remeno
Tekala Mun jalo jemalo
Tekala kerpe jarum jemarum
Tekala kuyu simang Sumut
I masa lut lilin Pulo perca
I masa lat batat kayu atu…
….
Saat S bercerita , seekor Kesip terbang dan hinggap tak jauh darinya. Spontan S berucap. “Yah nge Ara si berungerni bang” kata S setelah melihat Kesip tadi.
Saya tentu tak paham apa artinya.
Seminggu lalu, saat sedang bekerja di kebun. Kesip melintas di dekat cangkul saya. Otomatis saya melihatnya. Tapi tak peduli. Hal yang biasa.
Tapi, besoknya. Kesip ini muncul lagi. Memoriku ingat, dulu , Kesip ini pernah disebut S. Dan akupun ingat kepada S.
Besoknya, S muncul ba da Zuhur. Allahu Akbar. “Ada yang menarikku kemari”,kata S. Wallahu ‘alam. Padahal saya dan S sudah tak bertemu dengan S sekitar tiga tahun. Menurut S, 2 tahun 7 bulan.
Sejak tiga hari lalu, aku bertemu hewan Kesip ini lagi. Tapi aku ngak ngeh. Kuanggap biasa saja. Meski aku mengucap, Waalaikumsalam pada Kesip itu.
Dan berkata, “saya awam. Tak paham tentangmu”, sekenanya saya berucap. Saya hanya percaya Kesip mahluk Allah.
Dan S pun muncul, sama dengan kedatangannya sebelumnya. Tengah hari. Ba,da Zuhur. Allahu Akbar.
Apakah ada hubungannya antara Kesip dan tamu?. Sumpah aku tak tahu. Aku awam soal gaib.
Selain S , aku juga menerima telepon dari seorang istimewa lainnya. Abu Kari. Alias Aman Jarum.
Seorang lelaki yang mendedikasikan hidupnya menjaga alam Pining dengan sepenuh raga dan nyawanya.
Aku dan Aman Jarum pernah berada dalam sebuah misi kemanusiaan di Pining dan Lesten paska MoU.
Saat itu, setelah banjir bandang menerjang Pining dan Lesten, tahun 2006 , tidak diketahui bagaimana keadaan kedua kawasan pedalaman Gayo Lues itu.
Kami bertemu Abu Kari dan Karim yang kini jadi kepala Kampung Lesten. Serta sejumlah warga lainnya. Kami berjalan kaki dari Pining ke Lesten sehari penuh. Lewat jalan setapak.
Abu Kari bersama Ila Namsu dan sejumlah generasi muda Pining kemudian mendirikan sebuah LSM penjaga hutan Pining dan mengharamkan pertambangan di wilayahnya sampai kiamat. Hebat.
Siang tadi, Selasa ( 29/09/2020) Abu Kari alias Aman Jarum, datang bersama Iwan Gayo. Penulis Buku Pinter yang ternama. Iwan Gayo juga dijuluki Google nya Indonesia.
Sebelum Mbah Google ada, Iwan Gayo sudah membuat Buku Pinter yang lebih kurang sama dengan google saat ini.
“Sudah sembilan bulan saya di hutan” kata Aman Jarum. Apa kerja Aman Jarum di Hutan Pining? .
Melepas jerat harimau, rusa atau gajah yang dipasang pemburu liar. “Siapa yang pasang pak?” Tanya saya. “Ngak tahu” tegas Abu Kari.
Jika malam tiba , Aman Jarum yang bertualang di hutan seorang diri. Memasang sejenis Hammock yang digantung agak tinggi. Paginya masak dan terus berpindah dari tempat – tempat yang dipasang jerat.
Aman Jarum baru turun gunung setelah perbekalannya habis. Sembilan bulan di hutan tanpa hp.
Aman Jarum kini hidup seorang diri di Pining. Seorang anak tunggalnya , Jernih , perempuan,meninggal dalam sebuah kecelakaan. Istrinya, setahun lalu juga berpulang.
…..
Kembali kepada S. S tadi datang dengan catatan yang ditulisnya. Catatan ini diterimanya sebagai amanah untuk disampaikan kepadaku. Tapi belum boleh dipublikasikan.
Tentang Gayo. Sejarahnya dari awal hingga kini. Semua nama yang disebutkan, punya sejarah sendiri dibelakangnya.
Seperti nama Kampung. Yang bisa kucerna adalah , Gayo mengemas sejarahnya dalam melengkan atau petatah petitih. Semua kata disana bermakna tersembunyi yang tidak semua orang tahu.
Makna pada kata.Mengupasnya tak mudah. Seperti dongeng tapi nyata. Sedikit yang paham, apalagi percaya.
Misteri Gayo seperti puzzle yang tercabik. Harus disusun ekstra hati -hati. Hingga terbentuk gambar yang jelas. Utuh dan terangkai jelas.
Beberapa puzzle itu sudah dibuka ilmiah. Seperti Situs Atu Berukir Umang Isaq. Dari abad 10 Masehi atau dibawahnya. Abris shous roches Mendale dan Ujung Karang. Prasejarah .
Dan tentu kita percaya, akan terus ditemukan potongan puzzle sejarah Gayo , di tempat tempat lain Nenggri Antara.
Asalni ujen Ari kedut
Asalni kuyu Ari simang Sumut
Asalni Tanoh Ari gamat gimut
Asalni Rara Ari jemat jemot….
Wallahu ‘alam bissawab
Sadakallahulazhim…
.
Comments are closed.