Lhoksuemawe | Lintasgayo.com – Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi menghadiri dan mengikuti pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo bersama dua Bupati lainnya yaitu Aceh Utara dan Aceh Timur di ruangan VIP Bandara Malikussaleh Lhokseumawe, Kamis, 10/12/2020 sekira pukul 15.00 – 17.00 Wib.
Dalam pertemuan tersebut Bupati Tgk. H. Sarkawi menyampaikan laporannya terkait kondisi kebencanaan di Bener Meriah kepad Kepala BNPB Doni Monardo sebagai berikut , beberapa hari yang lalu terjadi longsor dibeberapa titik di Kabupaten Bener Meriah ini diakibatkan oleh curah hujan yang intensitasnya cukup tinggi dan pihak BPBD kita langsung beregerak cepat untuk mengatasi masalah terebut.
Kedepan agar bencana serupa tidak terulang kembali, kita harus mengadakan program penanaman (Rebosasi) dengan melibatkan pihak terkait dari Provinsi serta TNI dan Polri, pinta Bupati.
Sambung Bupati, ini kita lakukan sehingga lahan – lahan tandus yang tidak berpungsi ini tetap hijau dan lestari, dan kita juga perlu mengadakan invstigasi lahan pertanian seperti apa, sehingga untuk membuka lahan pertanian yang luas itu bisa diantisipasi, kata Bupati.
Dalam pertemuan tersebut Bupati juga menjelaskan konflik Gajah Liar di Kecamatan pintu Rime Gayo yang sampai saat ini masih berlangsung.
“Konflik Gajah Liar dengan Manusia di Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah sudah beralangsung sejak tahun 2006 yang lalu, sudah merusak ribuan hektar lahan pertanian rakyat, merusak rumah warga dan bahkan sampai ada yang meninggal akibat amukan gajah tersebut,” jelas Bupati.
Kata Bupati sekarang ini ada sekitar 50 – 60 ekor gajah liar di Kecamatan Pintu Rime Gayo dan ada belasan ekor yang berkeliaran di pemukiman warga, pihak BPBD Kabupaten Bener bersama pihak terkait dibantu masyarakat setempat Meriah terus bekerja menggiring gajah-gajah tersebut keluar dari pemukiman wrga, papar Bupati.
Terakhir Bupati mengatakan, kami sebagai daerah hulu, jadi kita kalau terlalu sibuk dengan dampak hilir, jadi langkah yang perlu dilakukan adalah, pengamanan, reboisasi, pembuatan tanggul dan lain sebagainya untuk mencegah agar hal-hal yang dapat menimbulkan bencana bisa dicegah, dan kami berharap ini juga mendapat perhatian yang serius dari pemerintah pusat dan BNPB, tutup Bupati Tgk. H. Sarkawi.
Sementara Kepala BNPB Doni Monardo dalam arahannya menyampaikan 3 amanat, satu diantaraya adalah untuk menerpakan konsep ekologi, kita minta pemerintah daerah untuk menerapkan konsep ekologi caranya adalah dengan penguatan tanggul dengan cara menanam tanaman vetiver atau yang lebih dikenal dengan akar wangi.
Selain membangun kembali atau memulihkan kembali infrastruktur terutama tanggul-tanggul, ini nanti akan sandingkan dengan tanaman vetiver atau akar wangi, kata Doni.
Kata Doni, sebagimana diketahui bahwa akar tanaman vetiver memiliki kekuatan yang setara dengan 1/6 dari kekuatan kawat baja. Akar vetiver tersebut juga dapat tumbuh mencapai lebih dari lima meter ke dalam tanah dan dapat memperkuat tanggul beton, jelasnya.
Bantuan tersebut juga akan diberikan kepada sejumlah Kabupaten/Kota yang terdampak banjir seperti Kota Lhoksumawe, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Bener Meriah dan Provinsi Aceh.
Dalam kesempatan itu, Doni mengajak seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk mempertahankan ekosistem yang ada di hulu, khususnya di Kabupaten Bener Meriah. Ke depannya, dia meminta agar kemudian tidak ada alih fungsi lahan untuk kepentingan segelintir individu maupun kelompok.
Di sisi lain, Doni juga memberikan catatan agar dalam upaya pelestarian ekosistem di bagian hulu tersebut agar memperhatikan aspek ekonomisnya. Artinya, selain memberikan manfaat secara ekologis tetapi juga harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, pihaknya akan memberikan rekomendasi beberapa jenis tanaman yang dapat memberikan dua manfaat tersebut, seperti pohon alpukat, petai, sukun dan jenis tanaman lainnya, paparnya.
Doni Monardo yang juga menjabat Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dalam arahannya juga mengharapkan dan meminta agar pihak penyelenggara pengungsian warga terdampak banjir dapat memisahkan antara kelompok rentan dengan mereka yang usia muda.
“Ini kita dilakukan mengingat penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih berpotensi terjadi dari mereka yang berusia muda dan memiliki mobilitas tinggi kepada para kelompok rentan,” ungkapnya.
Apabila kemudian ada yang terjangkit COVID-19 tanpa gejala dan tidak sengaja menulari para kelompok rentan di pengungsian, maka hal itu dapat menjadi lebih buruk.
“Kita harus memisahkan antara kelompok yang rentan dengan masyarakat yang secara fisik sehat,” harap Doni.
Jelas Doni, kelompok yang masuk dalam kategori rentan tersebut meliputi lansia, kemudian bagi mereka yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil dan menyusui serta anak balita, Itu wajib dipisahkan tidak boleh disatukan dengan kelompok yang usia muda,jelas Doni.
“Demikian juga mereka yang dalam kondisi hamil dan sedang menyusui serta anak balita,” imbuhnya.
sebut Bupati Bener Meriah juga menerima bantuan dari Kepala BNPB bersama daerah lainnya khusus untuk Bener Meriah adalah Bantuan Penanggualangan Darurat Bencana Banjir yaitu, Tenda Pengungsi 1 Unit, Swab Antigen 5000 Set, Masker Kain 100.000 lembar, Masker KF94 10.000 lembar, Matras 100 lembar, selimut 100 lembar serta banatuan dana siap pakai penanganan darurat Bencana Longsor Rp. 500.000.000,.
Dalam Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal, Bupati Kabupaten Aceh Utara, Muhammad Thaib, Bupati Aceh Timur Hasballah M. Thaib, Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi Desky, Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol Arm Oke Kistiyanto, S.A.P dan beberapa jajaran dari Pemkab setempat, sedangkan dari Kabupaten Bener Meriah Bupati didampingi oleh Asisten II Abdul Muis, SE. MT, Kadishub Abdul Gani, SP, M.Si, Sekretaris BPBD Safriadi, S.Pd. M.Pd, Kabag Humas dan Protokol Hasyimi IB, S.KM, M.Kes. (Ril)
Comments are closed.