Muda, energik, bersahaja, cepat akrab, dan mudah bertegur sapa. Kesan itulah yang pertama terasa dari sosok Ir Nova Iriansyah, MT, anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) periode 2009-2014. Tapi ada kalanya dia sangat keras dan tanpa kompromi ketika menyentuh hal-hal yang sangat prinsipil. “Sebuah bangunan akan runtuh kalau komponennya dikurangi,” katanya setengah bertamsil.
Nama Nova Iriansyah tiba-tiba menyentak jagad politik modern Aceh. Ia didaftarkan sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Muhammad Nazar sebagai Calon Gubernur dalam gelanggang Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) Aceh 2012 mendatang. Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai SIRA.
Menyentak karena pasangan ini, Nazar – Nova baru mendapat legalitas Partai Demokrat (3) tiga jam sebelum tenggat waktu pendaftaran Calon Gubernur/Wakil Gubernur berakhir, pada hari Jumat (7/10) pukul 00.00 WIB. “Sebuah penantian yang penuh hara-harap cemas. Surat restu terbit pukul 21.00 Wib. Sementara pendaftaran tutup pukul 00.00 Wib. betul-betul situasi yang sangat tegang,” katanya tentang saat-saat genting menjelang terbitnya surat Dewan Pembina Partai Demokrat.
Duet Nova-Nazar juga telah menorehkan sejarah penting dalam peta perpolitikan tanah Aceh. Inilah untuk pertama kali, seorang putra Gayo, memperoleh kesempatan menuju singgasana kursi Wakil Gubernur. “Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan semua, saya bisa melangkah. Do’akan kami hingga berakhir sukses,” kata Nova.
Nova Iriansyah adalah putra Gayo. Ia berasal dari Linung Bulen I, sebuah kampung di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah. Meski tak lahir dan besar di kampung itu, tapi Nova mengecap pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3 Takengon. Itulah sebabnya, ia berusaha menyempatkan diri menjenguk kampung leluhur ketika pulang ke Tanah Gayo.
Ia lahir di Banda Aceh 22 November 1963. Awalnya ia lebih dikenal sebagai dosen, usahawan, dan arsitek di Banda Aceh. Mengajar di Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, (1989 s/d 2006), Komisaris PT. Mega Desain Konsultan dan PT. Archie Forum Konsultan, (2006 s/d 2008). Meraih gelar Magister Teknik Arsitektur (S-2), ITB Bandung – 1998, dan Sarjana Teknik Arsitektur (S-1), ITS Surabaya – 1988.
Tapi dunia politik seolah memanggilnya pulang. Nova kemudian bergabung dengan Partai Demokrat dan memimpin Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat Provinsi Aceh 2006-2011, dan kemudian mengantarkannya ke Senayan sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan NAD-1 pada Pemilu 2009 silam. Dia pula yang menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TIMKAMDA) SBY-Boediono, Provinsi Aceh pada Pilpres 2009 yang meraih kemenangan fantastis 94 %. Persentase tertinggi yang diraih SBY-Boediono di seluruh Indonesia.
Darah politik memang takkan pernah berhenti mengalir dari dalam tubuh pria jangkung ini. Ayahnya, HM Nurdin Sufie, adalah politisi kawakan yang menjadi Bupati Aceh Tengah pada 1970-1974, dan berhasil meletakkan pondasi pembangunan Aceh Tengah, sebelum kemudian dilanjutkan dan diisi oleh bupati berikutnya, HM Beni Banta Cut, BA.
“Saya memang berada dalam lingkungan politik. Bapak yang memperkenalkannya,” kata Nova. Dunia politik itu pula akhirnya menjadi muara hidupnya. Berkiprah sebagai wakil rakyat di Senayan, bukanlah sebuah pekerjaan mudah. “Aceh memerlukan perhatian besar karana baru saja selesai konflik dan tsunami,” kata Nova. Inilah yang dia suarakan di ruang-ruang sidang Komisi V, komisi yang membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Sebagai putra Gayo, Nova ingin tetap merawat identitasnya. “Kemanapun pergi, saya tetap Gayo,” katanya. Ia berusaha tetap berkomunikasi dalam bahasa Gayo dan memperkenalkan kebudayaan Gayo dalam keluarganya. Nova menikah dengan DR Ir Dyah Erti Idawati, MT dan dikaruniai dua anak yang beranjak dewasa, Riandy Oyadiwa (18 Thn) dan Ghaqa Dirgandana (16 Thn).
Inilah Saatnya
Muhammad Nazar mengaku mendapat pasangat sangat tepat ketika Partai Demokrat “memasangkannya” dengan Nova Iriansyah. “Saya bersikeras menggandeng Nova sebagai Cawagub. Kami adalah perpaduan perdaban politik baru di Aceh,” komentar Nazar.
Muhammad Nazar, yangs ekarang menjabat Wagub Aceh, adalah wakil dari pesisir Aceh. Sedangkan Nova wakil dari kawasan pedalaman. “Sebuah perpaduan yang sangat indah,’ kata Nazar.
Menurut Nazar, potensi orang-orang Gayo selama ini belum terkuak karena kesempatannya nyaris “tertutup”. “Tapi kami ingin mengubah itu. Saya berpasangan dengan Nova adalah bentuak keseimbangan politik dan wilayah. Saya kira belum pernah ada putra Gayo yang menjadi wakil gubernur,” katanya lagi.
Selain itu, Nazar-Nova adalah pasangan “anak muda” dalam kancah Pemilukada gubernur/wagub Aceh ini. Nazar kelahiran 1973, dan Nova kelahiran 1963. Keduanya adalah generasi muda cemerlang.”Inilah saatnya,” jawab Nova Iriansyah mengabarkan tekad membangun Aceh.
Berikut Biodata lengkapnya :
Nama Lengkap |
|
Tempat/Tanggal Lahir |
|
Alamat |
|
No. Telpon/HP |
|
Alamat Email | |
Nama Istri |
|
Nama Anak |
|
Jabatan di Partai |
|
Pekerjaan/Profesi |
|
Riwayat Pendidikan |
|
Riwayat Pekerjaan |
|
Pengalaman Organisasi |
|
Kursus/Diklat yang Pernah Diikuti |
|