Oleh : Muhammad Syukri *)
Begitu semua rukun haji telah selesai dilaksanakan, tuntaslah pelaksanaan ibadah haji. Jamaah haji sudah bisa membuka kain ihram dan menggantinya dengan pakaian biasa. Umumnya, sambil menunggu tawaf ‘ifadah (tawaf perpisahan) dan jadwal kembali ke tanah air, jamaah haji Indonesia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk melaksanakan beberapa ibadah sunat dan ziarah.
Ibadah sunat yang banyak diikuti jamaah haji asal Indonesia, antara lain adalah ibadah umrah. Pelaksanakan umrah sunat sama dengan umrah wajib, yang dimulai dengan mandi, berwudhu, memakai pakaian ihram dari tempat miqat, shalat sunat ihram dua rakaat, dan niat umrah, tawaf di Masjidil Haram, sa’i antara Shafa dan Marwah, diakhiri dengan tahalul.
Tempat miqat (batas wilayah mulai memakai ihram dan niat umrah) selain Bir Ali di dekat Madinah, juga terdapat beberapa tempat yang dekat dengan Masjidil Haram. Biasanya, jamaah umrah akan mengambil miqat di Tan’im sebuah tempat yang letaknya hanya 6 Km dari Masjidil Haram. Tan’im berada di jalan menuju ke Madinah yang dapat ditempuh menggunakan angkot, taxi atau bis umum. Ongkos menuju Tan’im sekitar 10-15 riyal, tergantung negosiasi dengan sopirnya dan harus disepakati bahwa angkutan tersebut akan membawa kembali para jamaah ke Masjidil Haram.
Selain Tan’im, didekat Mekkah terdapat satu lagi tempat miqat yaitu Ji’ranah, sebuah desa kecil yang terletak di Timur Laut Mekkah dengan jaraknya sekitar 16 Km. Menuju ke tempat ini, kita harus menyewa sebuah bis atau taxi yang dicarter pulang pergi. Perjalanan ke Ji’ranah melalui Jalan As-Sail yang menuju ke Qarnul Manazil.
Mengambil tempat miqat di Ji’ranah memang sedikit jauh, tetapi akan memperoleh kesan yang unik. Jamaah dapat melakukan shalat sunat ihram di Masjid Ji’ranah yang kecil, dengan berwudhu menggunakan air sumur Bir Toflah yang bersejarah. Air sumur yang disedot menggunakan jet pump itu rasanya payau, padahal Ji’ranah letaknya jauh dari laut. Menurut riwayatnya, keberadaan sumur itu sebagai salah satu dari mu’jizat Rasulullah saat kehabisan air setelah perang Hunain. Kalau kita mengambil miqat ke Ji’ranah berarti kita sudah berkunjung ke salah satu tempat bersejarah dalam perjuangan Rasulullah.
Setelah niat umrah di Masjid Ji’ranah, jamaah berangkat kembali ke Mekkah. Sekitar 5 Km setelah Ji’ranah, tepatnya disebelah kanan jalan akan terlihat padang pasir yang penuh dengan unta. Diantara ladang pengembalaan unta tersebut, terdapat beberapa kemah pemilik unta sekaligus tempat menjual susu unta. Diatas meja sederhana, mereka letakkan dalam baskom susu unta yang berwarna putih kental seperti santan kelapa, dan berbusa. Sebotol (ukuran 500 ml) susu unta dihargai 5 Riyal. Jamaah umrah yang akan menuju Mekkah membeli susu kaya gizi untuk bekal selama perjalanan kembali.
Ternyata, susu unta memiliki banyak khasiat. Menurut www.detikhealth.com (31/5/2011) berdasarkan laporan FAO (badan dunia untuk pangan dan pertanian) bahwa susu unta kaya akan vitamin B, C dan memiliki kandungan zat besi 10 kali lebih banyak dibandingkan susu sapi. Selain kandungan mineral dan vitaminnya yang tinggi, penelitian telah menunjukkan bahwa antibodi yang terkandung dalam susu unta bisa membantu melawan penyakit kanker, HIV, AIDS, Alzheimer dan hepatitis C.
Demikian besar khasiat susu unta, tidak ada salahnya untuk mencicipi. Mungkin bagi jamaah yang belum kembali ke tanah air sempatkan diri untuk mengambil miqat umrah ke Ji’ranah, dan pulangnya sempatkan juga mampir di peternakan unta tersebut. Barangkali, kalau susu itu bisa tahan lebih lama, kenapa tidak susu unta menjadi salah satu oleh-oleh penting untuk kaum kerabat disamping air zam-zam dan kurma.
—–
*) Jamaah haji asal Aceh Tengah, Kloter 11, berangkat Tahun 2007.