Takengon | Lintas Gayo – Layak diapresiasi di akhir tahun 2011 ini, sebuah buku tentang Gayo berisi hasil serangkaian penelitian Arkeologi (ekskavasi) di Tanoh Gayo Kabupaten Aceh Tengah khususnya di Loyang Mendale dan Ujung Karang Kecamatan Kebayakan sudah terbit dan beberapa diantaranya sudah ada ditangan sejumlah orang di Aceh Tengah.
Buku berjudul Merangkai Identitas Gayo ini ditulis oleh 2 Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara dengan penerbit Buku Obor ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tengah dengan pihak Balar tersebut.
Menurut pengamat sejarah, adat dan budaya Gayo, Muhammad Syukri, Sabtu (3/12/2011) dengan terbitnya buku tersebut maka Urang Gayo pantas gembira karena buku tersebut merupakan buku pertama yang menulis Gayo 100 persen dari kajian yang sangat ilmiah karena diawali dengan penelitian ilmiah.
“Urang Gayo kini bisa dengan lantang bicara Asal Linge Awal Serule, karena sudah ada salah satu rujukan ilmiahnya,” cetus Muhammad Syukri.
Kini, lanjutnya, literature sudah ada dan semakin lengkap tentang asal muasal Urang Gayo, tinggal bagaimana menlanjutkannya.
Diakui Muhammad Syukri, memang sudah ada buku-buku ilmiah tentang Gayo sebelumnya seperti buku Christiaan Snouck Hurgronje, Muhammad Yunus Melala Toa, AR Hakim Aman Pinan, Jhon Bowen dan lain-lain yang juga ilmiah, namun buku dengan pengantar Prof. DR. Bungaran Antonius Simanjuntak tersebut terasa berbeda.
“Bukan hanya dari judulnya Merangkai Identitas Gayo, namun juga dasar penulisannya sangat komprehensif untuk penelusuran asal muasal Gayo dimasa kedepannya,” ujar Muhammad Syukri.
Secara terpisah, Kepala Dinas Budparpora Kabupaten Aceh Tengah, Muchlis Gayo, kepada Lintas Gayo juga mengaku gembira atas terbitnya buku tersebut.
“Walau masih ada kurangnya dengan tidak terteranya hasil uji DNA kerangka Mendale namun setidaknya beberapa bukti sejarah Gayo sudah tertera tanpa terbantahkan dalam buku ini,” kata Muchlis Gayo.
Untuk lebih tersosialisasinya temuan benda-benda pra sejarah di Mendale dan Ujung Karang, pihaknya akan menggelar Sarasehan pada Selasa (6/12/2011) mendatang.
“Sejumlah pembicara akan tampil dalam kesempatan tersebut. Kita semua berharap ini merupakan awal yang baik untuk lebih mengetahui perjalanan sejarah Urang Gayo yang selama ini kurang bukti ilmiah,” pungkas Muchlis Gayo yang mengaku juga diminta menyampaikan makalah pembanding dalam acara tersebut dengan judul “Urang Gayo dan Kebudayaan (suatu tinjauan)”. (Khalisuddin/03)