Sufi Belum Ditemukan

Seorang warga, Aman Hawari yang ikut mencari Sufi Alifah. (Lintas Gayo | Kha A Zaghlul)

Redelong | Lintas Gayo – Keberadaan gadis cilik berusia 4,5 tahun, Sufi Alifah yang dinyatakan hilang Selasa (7/2/2012) sekitar pukul 15.30 WIB saat bermain-main diberanda rumah orangtuanya di Kampung Babussalam Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah masih belum menemui titik terang.

Hingga berita ini diterbitkan, Kamis (9/2/2012) malam, pihak keluarga terus berupaya mencari tau kemana putri satu-satunya dari Faisal (36) yang merupakan adik kandung Fauzan Azima, Kepala Badan Pengelola Ekosistem Leuser Aceh tersebut menghilang secara misterius.

“Kami sudah laporkan hilangnya putri kami tersebut kepada pihak berwajib beberapa saat setelah dinyatakan hilang,” kata Faisal kepada Lintas Gayo.

Selain melapor kepada pihak berwajib, diterangkan Faisal pihaknya juga sudah menyebarkan foto anaknya tersebut, melakukan do’a bersama serta juga berupaya mengkonsultasikannya kepada sejumlah orang pintar, namun belum juga membuahkan hasil.

Faisal dan keluarganya sangat bermohon agar pembaca Lintas Gayo melihat-lihat sekitar tempat beraktivitas siapa tau melihat dan mendengar informasi keberadaan anaknya yang saat meninghilang mengenakan baju hijau tersebut.

“Putri saya biasa dipanggil Ufi, dia biasa berbahasa Gayo dan bahasa Indonesia,” terang Faisal dengan raut muka memelas. Dia juga berucap terima kasih atas bantuan dari sejumlah media yang telah memberitakan hilang anaknya tersebut.

Sementara amatan Lintas Gayo yang ikut serta dalam upaya pencarian Sufi, Kamis (9/2) siang bersama sejumlah anggota keluarga dan masyarakat setempat, Penyisiran dilakukan beberapa jam di sekitar jalan Sentral yang berdekatan dengan rumah orang tua Sufi tersebut.

.

.

Rombongan pencari menyisir semak-semak yang ada diantara 2 jembatan dilokasi tersebut dengan memukul-mukul cangkul dengan parang seraya memanggil nama Sufi. Upaya ini juga belum membuahkan hasil.

Menurut Aman Hawari, warga setempat yang ikut dalam misi pencarian siang tersebut segala upaya yang mungkin harus ditempuh seraya berdo’a kepada Yang Maha Kuasa. “Kewajiban kita berupaya, namun Allah semata yang menentukan hasilnya,” ujar Aman Hawari. (Kha Aman Zaghlul)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.