Tahun 2011,Telkom Raih Pendapatan Rp71,3 Triliun

*Telkom Masih Memimpin Market Leader Bisnis Telco Indonesia

Medan | Lintas Gayo – PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) mencapai kinerja keuangan yang cukup memuaskan sepanjang 2011, yaitu meraih pendapatan Rp71,3 triliun, naik 3,8% dibanding pendapatan 2010. Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah, mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut menyiratkan selalu adanya pertumbuhan positif atas kinerja Telkom di tengah-tengah persaingan yang semakin tajam. Kompetisi yang semakin ketat tersebut justru mendorong berbagai inovasi di dalam segmen layanan yang diberikan oleh operator telekomunikasi terbesar di negeri ini seperti lahirnya produk Internet Protocol Television (IPTV) dengan brand Groovia TV dan layanan pengiriman uang (remittance) dengan brand Delima.

Selain itu, jelas Rinaldi, kami merasa gembira bahwa pada tahun ini, Telkom dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan 2011 pada Maret 2012, sama dengan tahun lalu sehingga ini merupakan pencapaian positif selama dua tahun berturut-turut. Pada 2011 ini juga, Telkom mengimplementasikan untuk pertama kalinya audit berbasis IFRS (International Financial Reporting Standards). ”Tentu ini merupakan tantangan tersendiri melaksanakan IFRS pada 2011, satu tahun lebih awal dari jadwal yang ditetapkan oleh DSAK-IAI yang menetapkan selambatnya harus dilaksanakan 2012,” demikian Sudiro Asno, Direktur Keuangan Telkom menjelaskan.

Kinerja Operasional Menguat

Data operasional menunjukkan peningkatan yang menggembirakan, yaitu untuk pelanggan telephony pada 2011 mencapai jumlah pelanggan 129,86 juta, naik 7,8% dibanding 2010 yang mencapai 120,47 juta. Rinciannya sebagai berikut: (i) Jumlah pelanggan seluler pada 2011 mencapai 107,02 juta, naik 13,8% dibanding 2010 yang mencapai 94,01 juta; (ii) Jumlah pelanggan wireline (telepon kabel) pada 2011 mencapai 8,60 juta, naik 3,6% dibanding 2010 yang mencapai 8,30 juta; (iii) Jumlah pelanggan Flexi pada 2011 mencapai 14,24 juta, turun 21,60% dibanding 2010 yang mencapai 18,16 juta. “Khusus mengenai penurunan pelanggan Flexi, dapat dijelaskan bahwa kami memang melakukan terminasi terhadap pelanggan tidak produktif yang dievaluasi setiap akhir tahun.

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Flexi maka pada Oktober 2011, Telkom menggelar layanan broadband mobile dengan teknologi Evolution Data Optimized (EVDO) yang mendapat sambutan positif dari pelanggan. Dalam kurun waktu sekitar tiga bulan hingga akhir 2011 tersebut, jumlah pelanggan EVDO sudah mencapai 44 ribu,” kata Rinaldi Firmansyah.

Terkait dengan pelanggan broadband, jumlahnya tumbuh signifikan. Pada 2011 mencapai 10,47 juta, tumbuh 63,40% dibanding 2010 yang mencapai 6,41 juta. Rinciannya sebagai berikut: (i) Jumlah pelanggan Speedy pada 2011 mencapai 1,79 juta, naik 8,50% dibanding 2010 yang mencapai 1,65 juta; (ii) Jumlah pelanggan Flash pada 2011 mencapai 5,53 juta, naik 45,70% dibanding 2010 yang mencapai 3,80 juta; (iii) Jumlah pelanggan BlackBerry mencapai 3,15 juta, naik 226,40% dibanding 2010 mencapai 966 ribu.

Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan, pada 2011 Telkom Group juga menambah Base Transceiver Station (BTS) untuk Telkomsel dan Flexi menjadi 49.461 unit yang mencakup 42.623 unit BTS Telkomsel dan 6.838 unit BTS Flexi, meningkat 17,20% dibanding 2010. Dari total BTS tersebut, terdapat BTS 3G Telkomsel sebanyak 9.509 unit dan BTS Flexi berteknologi EVDO sebanyak 1.123 unit.

Bisnis Selular dan Data Terus Tumbuh

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa pada 2011 Telkom berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp71,30 triliun atau tumbuh 3,80% dibanding pendapatan 2010. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan tersebut adalah: (i) Pendapatan Telkomsel pada 2011 mencapai Rp48,73 triliun, naik 6,90% dibanding 2010 yang mencapai Rp45,57 triliun sejalan dengan pertumbuhan pelanggan seluler pada 2011 yang mencapai 107 juta, naik 13,8% dibanding 2010; (ii) Pendapatan data, Internet dan layanan teknologi informasi pada 2011 mencapai Rp23,92 triliun, naik 20,80% dibanding 2010 yang mencapai Rp19,80 triliun. Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh pendapatan layanan broadband sejalan dengan peningkatan pelanggan Speedy serta Flash dan BlackBerry dari Telkomsel. Melihat kecenderungan layanan data yang terus meningkat, pendapatan yang akan diperoleh dari layanan ini pada waktu mendatang diharapkan akan memberikan kontribusi berarti terhadap pertumbuhan pendapatan Telkom Group.

Di tengah-tengah pertumbuhan bisnis selular dan data, pada 2011 pendapatan telepon tetap masih mengalami penurunan sebesar 10,2% dari Rp12,94 triliun menjadi Rp 11,62 triliun. Penurunan ini terjadi karena kecenderungan gaya hidup atas penggunaan fasilitas telekomunikasi yang lebih mobile, termasuk di negara-negara maju sekalipun.

Biaya Pendi dan Biaya Ekstra Lainnya

Pada saat yang sama Telkom juga membukukan biaya ekstra (non-recurring) sekitar Rp1,57 triliun yang terdiri atas: (i) Biaya non-kas ekstra sebesar Rp779 miliar, yaitu untuk impairment aset sebesar Rp563 miliar dan percepatan depresiasi sarana pendukung serta modernisasi jaringan Telkomsel sebesar Rp216 miliar; (ii) Biaya kas ekstra sejumlah Rp794 miliar dikeluarkan untuk mendanai program Pensiun Dini (Pendi) sebesar Rp629 miliar yang diikuti oleh 762 karyawan dan penyesuaian kompensasi serta manfaat pensiun karyawan Telkomsel sebesar Rp165 miliar.

Setelah memperhitungkan biaya kas ekstra, Perseroan membukukan EBITDA (Earning Before Interests, Taxes, Depreciation and Amortization) sebesar Rp36,56 triliun pada akhir 2011. Jika tanpa memperhitungkan biaya kas ekstra, EBITDA mencapai Rp37,35 triliun, tumbuh sebesar 1,40%. ”Sedangkan laba bersih Perseroan setelah adanya biaya ekstra menjadi Rp11,0 triliun. Jika tanpa memperhitungkan biaya ekstra sebesar Rp1,57 triliun, laba bersih Perseroan mencapai Rp12,10 triliun atau tumbuh 6,90% dibanding tahun lalu,” kata Sudiro Asno mengakhiri keterangannya. (SP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.