Medan | Lintas Gayo – Aksi unjurasa menolak kenaikan BBM masih menyisakan berbagai masalah khususnya pagi Pemko Medan. Selain terjadin kerusakan berbagai infrastruktur kini Pemko Medan harus segera mengeluarkan anggaran senilai Rp 2 Milair untuk memperbaiki 10 traffic light yang mengalami kerusakan akibat dirusak pengunjukrasa.
Dari sumber Pemko Medan, bila satu traffic light harganya mencapai Rp 200 juta maka untuk 10 traffic light yang kondisinya rusak total Pemo membutuhkan anggaran Rp 2 miliarn untuk perbaikannya. Lain lagi kerusakan jalan yang melepuh karena bakaran ban bekas dibanyak lokasi. “ Besar kerugian seluruhnya belum dihitung,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Pemko Medan, Armansyah Lubis.
Hal yang sama dialami PT Angkasa Pura II, pengelola Bandara Polonia Medan. Taman di bundaran pintu masuk bandara Polonia mengalami kerusakan yang cukup parah. Pihak PT Angkasa Pura sudah melakukan recovery taman dan pagar bandara yang mengalami kerusakan parah itu.
Masyarakat kota Medan menyesali aksi anarkis yang dilakukan mahasiswa dalam beberapa hari terakhir. Aksi yang merusak infrastruktur kota tidak mencerminkan intelektualitas mahasiswa. “ Aksi boleh-boleh saja, tapi jangan merusak,” etak Juriah Supardi, pedagang makanan di Jalan Sisingamangaraja. Jualan Juriah tidak laku dalam beberapa hari lalu karena pelanggannya tidak datang. “ jangankan makan, mau lewat saja di sini payah,” sebutnya. Etek Juriah pemilik salah satu rumah makan di depan makam pahlawan, Medan.
Harga Sembako Masih Mahal
Walaupun kebijakan kenaikan BBM oleh pemerintah diurungkan namun harga-harga sembako yang sempat melambung masih belum ikut turun. Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho sudah menyampaikan imbauan kepada pedagang untuk menurunkan harga-harga. Tapi masyarakat skeptis dengan imbauan itu. “Memangnya imbauan gubernur didengar pedagang,” kata pembeli.
Beberapa komoditas yang belum mengalami penurunan adalah cabe, bawang dan beberapa jenis sayuran lainnya. Sementara harga beras relatif stabil. (Shd)