Oleh: Mukhlis Muhdan Bintang*
ADA TIGA ANGGAPAN yang berkembang di masyarakat tentang Pemilihan Duta Wisata atau di Aceh Tengah dikenal dengan Pemilihan Abang Aka Takengon. Pertama, menganggap tidak adanya tujuan yang jelas dari pemilihan Abang Aka Takengon. Kedua, menjadi Abang Aka Takengon sangat gampang, tidak perlu wawasan dan yang terpenting memiliki tanpang ganteng dan wajah yang aduhai buat cewek. Ketiga, Pemerintah tidak memahami peran dan fungsi Abang Aka Takengon.
Sektor pariwisata di Indonesia adalah salah satu penyumbang devisa terbesar buat negara. Ini membuktikan bahwa Pariwisata menjadi salah satu sektor yang bisa meningkatkan prekonomian rakyat. Takengon salah satu daerah dataran tinggi Tanoh Gayo yang memiliki potensi yang luar biasa di sektor wisata dan budaya.
Dengan potensi yang sangat besar ini maka pemerintah Daerah Aceh Tengah harus menggarap dengan serius sektor kedua sektor ini. Salah satunya adalah dengan menciptakan aktivis yang benar-benar tahu dan paham tentang pariwisata dan budaya. Salah satu caranya adalah melalui melalui pemilihan Abang Aka Takengon.
Pemilihan Abang Aka Takengon bukanlah sekedar seremonial saja dan tidak segampang yang kita bayangkan, menjadi Abang Aka Takengon tidak cukup hanya dengan mengandalkan wajah, tinggi badan, bermodal kemampuan berlenggak lenggok di catwalk dan tahu objek wisata yang ada disekitar kita saja. Lebih dari itu, untuk menjadi seorang Abang Aka Takengon diperlukan wawasan tentang pariwisata dan budaya, sejarah, kepemerintahan, lingkungan dan bahasa asing.
Ada beberapa pengetahuan yang harus melekat dalam diri sang Abang Aka Takengon.
1. Memahami potensi wisata dan budaya daerah
Seorang Abang Aka Takengon harus mempunyai wawasan tentang potensi wisata dan budaya yang dimiliki daerah tersebut dan mengklasifikasikannya. Sebagai contoh, pengklasifikasian objek wisata, yang mana wisata alam, wisata budaya, wisata religy, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata alam dan lain-lain. Selanjutnya, seorang Abang Aka Takengon harus mampu meramu bagaimana agar objek wisata tersebut menarik.
Selanjutnya, menggali potensi objek wisata yang belum diketahui oleh masyarakat.. Misalnya, Atu Belah, Tapak Seleman di Serule, Air terjun Tanoh Liet di Bintang dan lain-lain. Disamping itu, seorang Abang Aka Takengon harus paham dan bisa tentang budaya secara terprinci. Sebagai contoh Didong, Saman, Tari Guel dan lain-lain
2. Memahami konsep menciptakan sapta pesona
Bagaimana sang Abang Aka Takengon meramu konsep tersebut agar peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona tersebut (Kebersihan, Ketertiban, Keamanan, Kenyamanan, Keindahan, Bersih dan Sejuk).
3. Pemasaran
Abang Aka Takengon harus mampu menemukan konsep yang pas tentang pemasaran pariwisata dan Budaya. Sehingga objek wisata dan budaya yang ada didaerah bisa terekspos ke luar daerah dan manca negara. Kemudian pada akhirnya akan mampu menghadirkan wisatawan asing dan lokal.
4. Bahasa asing
Abang Aka Takengon harus mempunyai kemampuan bahasa asing, sesuai salah satu fungsi tugasnya mempromosikan pariwisata ke Nusantara maupun luar negeri.
5. Memiliki Kepribadian yang baik
Seorang Abang Aka Takengon tidak cukup hanya memiliki wawasan saja tapi lebih dari itu harus memiliki kpribadian yang baik. Harus mampu memposisikan diri, bagaimana berhadapan dengan anak kecil, teman sebaya dan orang lebih tua. Hal ini dikarenakan, kesuksesan seseorang 80% disebabkan oleh Attitude bukan keahlian”.
6. Aplikasi yang nyata dari konsep yang telah dimiliki
Setelah kesemua di atas dimiliki oleh seorang Abang Aka Takengon ada satu hal lagi yang harus dimiliki seorang Abang Aka Takengon, yaitu jangan besar pasak daripada tiang alias OD “Omong Doang”. Harus ada aplikasi nyata dari konsep yang dimiliki.
Saya melihat bahwa Pemerintah Daerah selama ini tidak maksimal dalam memerankan Abang Aka Takengon sebagai aktivis yang bergerak dibidang budaya dan pariwisata Gayo. Sejauh ini, pemerintah menganggap bahwa peran Abang Aka Takengon tidak lebih hanya mengalungkan bunga ketika datang tamu daerah, membuatkan kopi pejabat dan lain-lain Seharusnya Pemerintah Daerah harus memberdayakan wawasan Abang Aka Takengon dengan memberikan Job discription duta yang jelas.
Akhirnya, Jika kedua belah pihak (Abang Aka Takengon dan Pemerintah Daerah) memahami kewajiban dan haknya masing-masing, maka akan ada hasil nyata dari Pemilihan Abang Aka Takengon itu sendiri. Abang Aka Takengon terpilih akan memiliki kematangan dalam bidang Pariwisata dan Budaya dan pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap Abang Aka Takengon itu sendiri. Dengan demikian maka generasi muda akan berlomba-lomba ingin menjadi Abang Aka Takengon. selanjutnya terbentuklah aktivis Pariwisata dan Budaya yang sebenarnya dan sektor pariwisata akan maju yang bisa menghasilkan income buat daerah Kabupaten Aceh Tengah dan warisan sejarah budaya yang dimiliki Aceh Tengah serta statemen-statemen negatif tidak akan berkembang di masyarakat.
*Duta Wisata Aceh 2011, asal Bintang Aceh Tengah