Takengon | Lintas Gayo – Keluarga korban penikaman di arena pacuan kuda HUT Kabupaten Bener Meriah, Syahbuddin menyatakan kekecewaannya terhadap sikap panitia pelaksana yang terkesan acuh tak acuh atas kejadian tersebut.
“Jika yang ditikam adalah adalah penonton, bisa saja mereka acuh. Namun abang saya adalah peserta yang diundang oleh panitia untuk mengikuti even tersebut,” kata Salman Yoga, adik korban, Sabtu 23 Juni 2012 malam setelah operasi terhadap abangnya selesai.
Hingga saat ini pihak panitia belum satupun yang tunjukkan hidungnya disini. Sepertinya mereka coba lari dari persoalan, cecar budayawan muda yang juga mantan joki di era 1980-an ini.
Atas sikap panitia tersebut, Salman Yoga beserta keluarga memastikan akan membawa persoalan ini keranah hukum. Bukan saja kepada pelaku penikaman namun juga kepada pihak panitia.
“Amatan saya di rekaman CCTV, ada pembiaran dari pihak panitia saat kericuhan berlangsung. Dan saat proses pemberian bantuan kepada korban, peran panitia juga tidak jelas. Anda lihat sendiri, hingga saat ini mereka tidak tunjukkan itikad baik untuk selesai persoalan,” urai Salman Yoga.
Dia juga meminta agar rekaman CCTV yang ada ditangan panitia tersebut tidak diotak-atik karena akan menjadi salah satu bukti dalam proses hukum nanti.
Seperti diberitakan Lintas Gayo sebelumnya, telah terjadi penikaman terhadap Syahbuddin, salah seorang pemilik kuda yang menjadi peserta pacuan tersebut.
Sebelum insiden berdarah tersebut, terjadi percekcokan yang dipicu aksi protes dari peserta terhadap juri garis start yang dinilai tidak fair.
Amatan Lintas Gayo dibeberapa even yang sama baik di Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah sendiri, Start pacuan yang dilakukan secara tradisional atau manual ini kerap menjadi biang persoalan. Solusinya, banyak pihak yang menyarankan agar start pacuan kuda Gayo tradisional dimoderenisasi dengan menggunakan start gates otomatis. (Kha A Zaghlul)