Redam Konflik Politik Pasca Pilkada di Bener Meriah

Catatan: Zulfan Ariga*

BENER MERIAH merupakan suatu daerah yang damai dengan kultur masyarakatnya yang sangat beragam, mulai dari Gayo, Jawa, Aceh, Minang, sebagian kecilnya. Secara umum profesi masyarakat adalah sebagai petani kopi.

Kondisi demokrasi sekarang ini telah menuntut masyarakat untuk berperang dalam politik, yang berdampak pada masyarakat itu sendiri. Perbedaan pandagan politik telah menyebabkan adanya konflik dingin dalam tubuh masyarakat, ini bukan hanya terjadi ketika pra Pilkada, namun setelah usai Pilkada suasana yang miris ini kerap masih menyelimuti pikiran para kandidat dan tim sukses kepala daerah yang terpilih.

Tanpa sadar kotak-kotak masyarakat mulai tercipta, dengan mecerminkan kebanggaan tersendiri atas hasil yang telah diperoleh melalui pesta demokrasi. Pendapat yang berbeda telah menyebabkan akan ada suatu kelompok yang untung dan  tersisih. Ini adalah fenomena yang pernah terjadi dalam lingkup keseharian kita.

Pada dasarnya politik memang mengandung potesi konflik, yang ditandai dengan adanya persaingan, kepentingan, hingga permusuhan dan ini sulit dihapuskan melainkan dapat di cegah atau diminimalisir. Jika kepala daerah yang terpilih gagal mewujudkan situasi yang lebih baik, maka disinilah tumbuh persoalan yang baru karena sebelumnya telah ada keterbelahan politik.

Semangat yang adil, amanah, jujur dan bertanggung jawab perlahan akan mulai terkikis jika dilakukan penerapan sistem yang salah dan akibat politik balas budi setelah Pilkada usai. Dikawatirkan kepala daerah yang terpilih kurang mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat karena mengangap bahwa yang terpilih bukanlah mewakili kepentingan mereka melainkan mewakili basis atau kelompok pendukung sebelumnya sementara yang diharapkan adalah bagaimana masyarakat bisa menjaga agar pemerintahan baru yang terpilih dapat berjalan sesuai dengan koridornya.

Yang terpenting sekarang ini adalah bagaimana kepala daerah yang terpilih agar tetap dapat menjaga secara simultan pengambilan kebijakan yang adil terhadap seluruh masyarakat, seimbang, menghargai profesionalitas, juga sebagai kepala birokrasi publik perlu mewujudkan diri menuju kepala daerah yang berkualitas, tanggap terhadap perubahan, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan punya komitmen sebagai pelayan publik sehingga produk pilkada ini baru mampu menujukan keberhasilannya dalam pembangunan daerah. Sehingga visi misi kepala daerah yang akan menjadi landasan dasar perencanaan pembangunan di daerah mendapat dukungan yang besar dan menyeluruh dari seluruh elemen masyarakat.(zulfanariga[at]yahoo.co.id)

*Pemuda kampung Gunung Teritit, Bener Meriah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.