Takengon | Lintas Gayo – Senator asal Dataran Tinggi Gayo di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ir. Mursyid akan mengulas lagu “Aman” ciptaan Ceh Daman Dewantara dalam sebuah diskusi terbuka pada 7 Nopember 2012 mendatang di Takengon.
“Lagu Aman itu sangat luar biasa pengaruhnya dalam upaya damai RI dan gerakan DI/TII Aceh tahun 1959 silam,” ujar Mursyid di Takengon, Jum’at 26 Nopember 2012.
Dipaparkan Mursyid, lagu Aman diciptakan Ceh Daman berisi ajakan agar perang yang berkecamuk segera berhenti. Lagu Aman sangat terkenal saat itu dan banyak dinyanyikan rakyat. Sang pengarang lagu tersebut dikenal cukup dekat dengan Teungku Ilyas Leube, tangan kanan Beureueh yang sangat setia.
Lagu itu adalah puncak dari gunung harapan seperti pesan kuat pada liriknya “Dengan jari sepuluh, saya sampaikan permintaan rakyat/ Kepada Tuan yang sedang bertikai/ Sirih dan tikar telah kami gelar/ Agar Tuan berdua duduk bersama”.
Begitu arti lirik yang aslinya dalam bahasa Gayo itu. Rupanya, lagu itu sangat mengena di hati sebagian besar rakyat di pedesaan. “Dikisahkan Ceh Daman dalam sebuah buku Daud Beureueh terbitan tahun 2003 oleh Tempo, air mata Ceh Daman tumpah menyanyikan lagu itu,” kata Mursyid.
Lagu Didong tersebut adalah lagu pendamai di Aceh, kita akan kupas dalam diskusi 4 pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1045, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Demikian Mursyid. (Kha A Zaghlul)