Kamis malam, 10 Januari 2013, penyair nasional itu baca puisi dalam rangka pelantikan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Teater Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Siapa yang tidak kenal Penyair Sulaiman Juned yang nyentrik itu.
Sepertinya nama itu tak asing lagi betapa tidak, dikalangan penyair di Indonesia ia dikenal sebagai sastrawan, dan dramawan. Bila bergabung dikelompok teater ia dikenal sebagai teaterawan Begitu pula bilaberada dilingkungan juralistik ia dikenal sebagai jurnalis. Malam itu, ia membacakan puisi berjudul Surat Bekas Mahasiswa Kepada Aktivis MahasiswaPuisi karya, Sulaiman Juned yang bertemakan tentang aktivis mahasiswa yang cengeng, lebih banyak bicara daripada berbuat.
Seperti biasa dosen jurusan SeniTeater Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang yang pendiri/penasehat Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang ini jika membaca puisi dengan khasnya mengeksplorasi gerakan Seudati, (salah satu tarian dari Aceh), dan alunan syair seperti lagu Sebuku/pepongoten (dendang lagu dari dataran Tinggi Tanah Gayo, Aceh). Di sela-sela pembacaan puisi tersebut diiringi dengan pukulan Rapa’i.
Ketika Master Of Ceremony (MC) memanggil nama Sulaiman Juned para penonton bersorak-sorai dengan meriah. Kehadiran penyair nasional Sulaiman Juned menambah gairah malam yang dingin dengan lenggak-lenggok gerakan seudatinya, dan suaranya yang lantang serta ekspresinya yang mengagumkan.
Penonton terhipnotis dengan puisi yang dibuat dan dibacakannya untuk mengeritik anak-anak Himpunan Mahasiswa Jurusan teater yang melempem kreativitas teaternya.
Mari simak penggalan puisi pembuka: //…inilah suratku/ kukirim kepada yang mengaku aktivis/ catatan pada selembar daun kering ditangan// atau bait p neutupnya: //inilah suratku/ kukirim kepada yang mengaku aktivis/Wahai engkau yang mengaku aktivis/ Dipekarangan rumahmu ada seulanga mengharumkan seisi rumah/ Diberanda rumah kau duduk menikmati sepotong kue/ Tapi tidakkah kau dengar jerit tangis saudaramu yang tergusur/Mereka tak lagi berumah entah diselokan mana mereka merajut mimpi/Wahai engkau yang mengaku aktivis/ Hatiku seperti disayat. Menyaksikan luka saudara. Mereka seperti asing di negeri sendiri/
Ah!//
Demikianlah sang penyair yang bekas mahasiswa itu menasehati para mahasiswa. (Iwan_Rantow)