Gayo Lues | Lintas Gayo – Burung Murai Batu yang dulunya banyak terdapat diwilayah Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues kini mulai langka. Burung yang biasa disebut manuk cempala batu (Gayo-Red) tersebut memang dikenal memiliki ekor dan suaranya yang indah.
Subhan, salah satu pencinta hewan tersebut mengaku burung tersebut memang kerap dicari oleh pecinta burung dari berbagai daerah dengan tujuan dipelihara bahkan hingga untuk dipertandingkan.
“Sampai saat ini untuk wilayah Gayo Lues sendiri pemenang kontes Burung selalu dimenangkan oleh burung murai batu, dan kebanyakan burung tersebut didapat dari Pining,”kata Subhan kepada Lintas Gayo, Jum’at (25/01/2013) siang dikediamannya Jungdah, Blangkejeren.
Subhan mengaku, burung murai ada dua jenis, untuk yang biasa hanya berwarna hitam dan putih, sedangkan murai batu memiliki warna putih, coklat, dan hitam yang kebiru-biruan dengan ekor yang lebih panjang.
“Untuk murai batu khususnya dari Pining tergolong mahal, untuk murai batu yang masih kecil biasanya dijual sekitar 1,5 juta sedangkan untuk yang dewasa mencapai Rp5 – 7 juta,”terang Subhan.
Ditempat lain, Aman Khairul warga Pintu Rime, Pining mengaku memang burung murai batu saat ini sudah sangat susah untuk ditemui, dari sekitar tahun 2003 burung tersebut tergolong masih banyak dan sering terlihat terbang sampai dijalan wilayah Pining, tapi untuk saat ini hewan tersebut sudah sangat susah untuk ditemui, ungkap Aman Khairul yang biasa berdagang dipinggir jalan Pintu Rime tersebut.
Aman Khairul berharap, semoga seluruh masyarakat dan semua pihak terkait dapat menjaga hewan yang mulai langka tersebut. ”Jikapun ingin memelihara, semoga dapat dilestarikan atau diberi pasangan agar berkembang biak, agar habitatnya tetap ada. Jangan sampai kekayaan yang diberi Tuhan tersebut dimamfaatkan hanya untu mencari uang saja,”ujar Aman Khairul.(Supri Ariu/red.04)