Takengon | Lintas Gayo – Turis asal Belanda, masing-masing Will, Annemiels, Yantin serta Holis mengatakan bahwa kopi arabika gayo yang mereka minum, luar biasa. ‘The best coffee in the world”, kata Will seraya mengacungkan jempolnya.
Pernyataan itu dikemukakan turis Belanda ini setelah seharian berkeliling gayo dengan menggunakan sepeda gunung yang dipandu Tardi, Guide asal Banda Aceh dari Pelagisindo yang selama ini telah ‘menjual” keindahan gayo sejak tahun 2009.
Gayo, kata Tardi, merupakan salah satu kawasan wisata pavorit bagi tamu-tamu asing yang datang dari antero dunia. Selama satu hari penuh, turis Belanda ini juga dipandu Gayo Discover Tour yang mulai bergerak dibidang wisata.
Kepada para turis ini, juga diperkenalkan bagaimana kopi gayo diolah paska panen dengan mengunjungi Koperasi Baburrayan yang merupakan eksportir kopi gayo. Selama berada di koperasi Baburrayan, para bule ini melihat prosesing kopi hingga merasakan rasa dan aroma kopi gayo lewat uji citarasa (cupping test).
“Pengalaman mencoba rasa kopi gayo sangat berkesan”, kata Yantin, bule Belanda yang kini bermukim di Lombok. Yantin berjanji akan memperkenalkan kopi gayo di Lombok karena dinilai memiliki rasa dan aroma yang enak.
M.Charis , manager produksi Baburrayan menceriterakan tentang kopi gayo dari tangan petani hingga dieksport ke banyak negara, dengan Amerika sebagai pembeli terbesarnya. ‘Kopi gayo merupakan kopi berkelas yang telah teruji sehingga banyak disukai di pasar luar negeri”, sebut Charis.
Diterangkannya, kopi gayo, selain eksport dengan kualitas terbaiknya, banyak juga yang dibeli berbagai perusahaan kopi instant Indonesia dengan dicampur dengan kopi robusta. Kopi arabika gayo yang dijadikan kopi instant merupakan kopi dibawah grade 1 bahkan hingga grade 12.
Puas dengan kisah kopi Gayo, turis Belanda ini kemudian meneruskan perjalanan bersepeda mengitari Kampung Kung hingga Tebuk dan Kampung Kenawat Kecamatan Luttawar. Di Kampung Kenawat, para bule ini diperkenalkan pada tanaman kopi rakyat gayo yang merupakan sumber ekonomi dan PAD terbesar Aceh Tengah.
Selama menempuh perjalanan wisata ini, para bule ini mengaku sangat puas dengan rute dan pemandangan yang disediakan alam gayo, mulai hutan tropis sepanjang Tebuk–Kenawat hingga hutan kopi petani gayo. “Pemandangan luar biasa”, sebut Will.
Kepada para tamu ini, Gayo Discover Tour, menyajikan kopi arabika gayo sebagai salah satu menu disaat istirahat bersama santapan ringan lainnya. Kedepan, menurut Dadong dari GDT, pihaknya akan membuka kerjasama dengan berbagai travel wisata di Aceh dan Medan guna memperkenalkan berbagai lokasi dan objek wisata gayo.
Seperti, wisata prasejarah,danau, kopi arabika gayo hingga pemandian air panas serta hiking melintas dua kabupaten.”Kita sudah mengikat perjanjian dengan biro travel di Aceh dan Sumatera”, pungkas Dadong. (Win Ruhdi Bathin)