Singapore, Lalu Lintas yang Teratur

penulis disebuah kawasan di singapore
penulis disebuah kawasan di singapore

Laporan: Said Syahrul Rahmad,SH* dari Singapore

PADA Selasa (12/2/13), saya bergerak dari penginapan menuju tourism centre untuk minta pengarahan dan bertanya pada petugas tentang tata cara menggunakan jasa train MRT. Saya ingin mengunjungi kebeberapa tempat di Singapore dengan menggunakan jasa kereta api bawah tanah yang disebut dengan train MRT.

Saya disarankan untuk membeli kartu terlebih dulu pada counter, lalu saya membeli kartu Top Up dengan harga 27 dollar Singapore. Kartu tersebut berisikan nilai saldo yang berguna sebagai tiket untuk naik kereta api. Kartu tersebut berlaku selama satu tahun, jika saldo kartu habis bisa diisi kembali. Untuk naik ke train MRT cukup menggesekkan kartu ke pintu masuk.

Setiba di Station Tanjong Pagar saya keluar mencari jalan yang menuju ke makam Habib Noh (keramat Habib Noh), saya berjalan melalui Anson Road. Setelah 20 menit berjalan ahirnya saya menemukan jalan Palmer Road menuju makam.

Saya mengambil air wudhuk dan menunaikan shalat zuhur di Masjid Haji Muhammad Saleh, setelah itu lansung menemui penjaga makam yang bernama Syed Toha Shahab. Lalu Syed Toha mempersilahkan saya untuk berziarah ke makam Habib Noh. Makam Habib Noh dikenal kekeramatannya hingga ke Johor, Indonesia dan beberapa Negara tetangga lain. Dan banyak orang-orang dari luar Negara Sigapore menziarainya, apa lagi pada saat peringatan Haul Habib Noh banyak umat muslim berdatangan.

Setelah ziarah saya dikasih bungkusan nasi oleh Syed Toha Shahab, setelah makan saya kembali menemui penjaga makam lain yang bernama Syed Toha Albar. Kedua orang ini mempunyai nama yang sama hanya marganya saja yang berbeda.

Saat ini saya mulai berdiskusi dengan Syed Toha Albar, yang menarik dari cerita beliau adalah bahwa di Singapore warga Negara dibatasi untuk mempunyai anak, pemerintah hanya memperbolehkan setiap pasangan suami istri mempunyai tiga orang anak. Disamping pemerintah juga menggagas peraturan yang ketat mengeni tanggaung jawab anak yang sudah dewasa terhadap orang tua. Setiap anak yang sudah dewasa wajib menghidupi dan member nafkah orang tuanya yang sudah tua. Jika ada anak yang tidak mau membiayai orang tua maka anak akan diberurusan dengan hukum sebagai bentuk pelanggaran dan akan mendapatkan sanksi hukum.

Lebih lanjut beliau menjelasakan bahwa jika ada orang tua yang melapor anaknya ke Polisi karena si anak tidak mau membiayai orang tua, maka polisi akan menyita harta si anak tersebut. Harta sitaan digunakan pemerintah untuk keperluan hidup orang tua Tidak hanya itu, pemerintah akan memotong sebahagian gaji si anak untuk dikirim ke rekening orang tua mereka setiap bulan sebagai biaya hiudp. Menurut Syed, yang menglatar belakangi lahirnya peraturan ini adalah karena sudah banyak orang tua yang ditelantarkan anaknya di Singapore.

Setelah berdiskusi panjang lebar, waktu tidak terasa hinga masuk waktu shalat Ashar. Kami siap-siap ambil wujuk dan menunaikan shalat berjamaah di masjid. Selesai shalat saya pamitan kepada para penjaga makam,  dan saya lansung bergegas menuju Marry Lion.

Untuk mencapai Marry Lion saya harus melewati beberapa Station yaitu Outram Park, Raffles Place, dan Marina Bay. Marina Bay merupakan station terahir untuk mencapai tempat wisata Marry Lion. Pukul 16.00 waktu Singapore saya tiba di Marry Lion, selama 2 jam saya berjalan mengelilingi wisata Marry Lion. Disini bermacam suku dari macannegara saya lihat datang untuk berlibur. Pukul 18.20 waktu Singapore saya kembali ke tempat penginapan. Saya kembali menggunakan MRT melalui station Marina Bay.

Yang menarik dalam perjalan pulang ini, setiba di Reflles Place saya kehabisan saldo dan tidak bisa lagi naik train, lekas saya berinisiatif untuk mengisi saldo. Lalu petugas menjelaskan bahwa saya tidak perlu menambah saldo karena saldo dikartu saya masih ada, lalu saya bertanya tapi tadi kenapa tidak bisa? Petugas menjawab, bahwa kartu saya tergesek dua kali pada saat di station Refles Place dan saldo kartu saya dapat diambil kembali. Dan petugaspun mengambil kartu saya untuk mengembalikan saldo yang tergesek dua kali. Alhamdulilah, saya tidak perlu mengisi saldo lagi dan saya bias melanjutkan perjalan lagi.

Yang inging saya tegaskan disini bahwa selama dalam perjalanan, baik berjalan kaki maupun menggunakan jasa MRT saya lihat lalul lintas dijalan sangat teratur. Dan para penumpang dan pejalan kakipun sangat patuh.

Waktu saya berjalan kaki menuju makam Habib Noh saya lihat jalan sangat bersih dan teratur, kendaraan berjalan dijalurnya masing-masing. Mobil tidak ada yang melanggar lalu lintas walaupun tidak dijaga oleh polisinya.

Disetiap simpang terlihat ada lampu merah dan disetiap lampu merah ada lampu merah khusus untuk penjalan kaki. Tidak hanya itu, bagi penjalan kaki juga disediakan fasilitas jalan khusus, Disini yang menariknya adalah, jika si penjalan kaki menyebrang dalam keadaan lampu merah masih menyala maka secara otomatis lampu berbunyi mengeluarkan suara peringatan.

Pengalaman saya ketika menyebrang, mobil yang awalnya kelihatan lari kencang tiba-tiba slow donw dan berhenti karena saya sedang menyebrang jalan, setelah saya selesai menyebrang dan lampu biru hidup lagi baru mobil tersebut berjalan.

Suasana jalan di Marry Lion saya lihat juga tidak ada tanda-tanda kemacetan, bahkan sama sekali tidak Nampak mobil diparkir karena pengunjung cukup dengan berjalan kaki dijalan yang telah tersediakan.

Suasana lalulintas di Orchad RD, Singapore.(Lintas Gayo | a. ZaiZa)
Suasana lalulintas di Orchad RD, Singapore.(Lintas Gayo | a. ZaiZa)

Disepanjang jalan yang saya lihat juga tidak terlihat mobil diparkir sembarangan, dan sama sekali tidak Nampak orang berjualan sembarangan dijalan seperti halnya di negeri kita Indonesia.

Berbeda dengan di Indonesia yang terlihat dikota-kota besar sering macet seperti di ibukota Jakarta, Medan dan bebrapa kota besar lainnya termasuk Banda Aceh. Dijalan berjajaran kendaraan bermotor   yang diparkiran secara sembarangan dan tidak teratur. Tingkat pelanggaran lalu lintas semakin hari juga semakin meningkat, tak jarang kecelakaanpun sering terjadi. Begitu juga dengan temptas-tempat wisata dipenuhi kendaraan motor yang sering menyebabkan kemacetan.

Yang menjadi pertanyaan kita, kapankah Indonesia akan selesai dengan masalah lalulintas? Karena kemacetan lalu lintas sudah menjadi masalah yang lama dan tak terselesaikan hingga saat ini bahkan pelanggaran lalu lintas terjadi dimana-mana.(said_s_rahmad[at]yahoo.com)

*Mahasiswa Magister Ilmu Hukum UMA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.