Tertib dan Baik Hati, Hantar Hakiman Raih “Takengon Award”

 

Hakiman
Hakiman

MENJADI seorang supir angkot atau di Takengon lebih dikenal dengan sebutan Labi-labi merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalaninya, jika tidak pekerjaan ini bisa saja terjerumus ke hal-hal yang tidak kita inginkan.

Di kota-kota besar minsalnya pekerjaan ini ramai dibincangkan baik di media massa maupun elektronik, karena tingginya kasus kriminal baik pemerkosaan, penculikan dan perampokan acap kali terjadi di dalam angkot, sehingga banyak dari masyarakat tak nyaman jika berpergian menaikinya. Dan pelakunya pun didominasi oleh sopir angkutan itu sendiri.

Namun, tak semua supir angkot tega berbuat hal sedemikian, masih ada banyak yang mimiliki hati nurani, contohnya seorang supir yang mengembalikan dompet milik penumpang, menolong orang disaat orang tersebut menaiki angkotnya dan ternyata tidak memiliki ongkos untuk membayar jasa angkutannya, dengan ikhlas sang sopir tersebut menaikkan penumpangnya itu.

Memang kunci dari semua pekerjaan membutuhkan kesabaran dan keihklasan dalam melaksanakan tugasnya. Biasanya seorang supir juga harus menaati rambu-rambu lalu lintas, tertib administrasi dan membuat penumpangnya nyaman untuk menaiki mobil nya.

Seperti yang dilakoni pria asal Kampung Lot Kala Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah, Hakiman (33 tahun), yang sejak beberapa tahun ini menjadi seorang supir “Labi-labi” di jurusan Takengon-Kebayakan.

Pria yang ulet dalam bekerja ini, adalah seorang supir yang memenuhi Persyaratan Teknis dan Persyaratan Laik Jalan (STUK/KIR) yang dilakukan secara berkala oleh Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kenderaan bermotoe Kabupaten Aceh Tengah.

Hakiman juga merupakan salah seorang supir yang tertib administrasi, terbukti surat-surat kenderaannya baik Surat Izin Mengemudi (SIM) dan STNK kenderaannya diurus sebelum masa berlaku berakhir.

Selain itu, Hakiman merupakan supir Labi-labi yang taat rambu-rambu lalu lintas serta tata cara berkenderaan yang baik, tertib, aman dan yang paling utama menciptakan kenyamanan serta mengutamakan keselamatan bagi para penumpangnya. Untuk itu, dirinya tak pernah mengemudikan kenderaannya secara laju, apalagi terjadi balapan dengan supir lainnya.

Hal ini yang membuat, Hakiman selalu ditunggu oleh para penumpang, karena dapat menciptakan kenyaman bagi mereka.

Tak hanya itu, Hakiman juga dikenal sebagai seorang supir yang baik hati, dirinya tidak mempermasalahkan bagi penumpang yang dianggapnya tidak mampu membayar ongkos untuk angkot yang ditumpanginya, dengan rela Hakiman mengatakan kepada penumpangnya untuk membayar seikhlasnya.

Atas dasar inilah, Hakiman terpilih menjadi salah seorang penerima anugrah “Takengon Award 1” yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, 17 Februari 2013 lalu di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kute Takengen Ke-436, untuk kategori Supir Labi-Labi Teladan.

Dari informasi yang diterima Lintas Gayo, pemberian anugrah “Takengon Award 1” yang diterima 17 orang/kelompok dari berbagai kategori, diberikan kepada kalangan “bawah” yang dianggap berjasa dibidangnya.(Darmawan Masri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.