Oleh: Ismail Gayo
ANAKKU...
Sudah lama kupendam di dalam hati, derita yang menyelimuti diri, selama itupula ingin ku tuliskan surat ini untukmu. Namun, seperti yang engkau ketahui banyaknya hamparan ilalang yang harus kutebas, tanah yang harus kugarab dan kayu yang harus kupikul. Bagaimana tidak, sudah terngiang ngiang ditelingaku engkau akan mintak uang untuk semesteran Mu. Maka sesegera itupula pekerjanku harus kuselesaikanagar dapat kupenuhi keinginanmu. Namun kali ini ku coba goreskan tulisan ini, agar dapat kubagi kesedihanku.
Surat ini kutulis bukan berate aku membencimu, karena tidak ada orang tua di dunia ini membenci anak kandungnya sendiri. Namun, surat ini kutulis agar kau tau bagaimana suka dan dukanya membesarkanmu dan ini pasti kau rasakan dikemudian hari nanti. Siang tak kenal lelah, malam susah tidur karena banyaknya yang harus ku penuhi demi tercapainya cita-citamu. Sehingga dengan engkau membaca surat dari ku ini engkau lebih bisa berbakti kepada kedua orang tuamu.
Disamping itupula banyaknya kusaksikan di televisi huru hara kehidupan ini yang sebagian besar pelakunya adalah mahasiswa. Baik itu namanya tauran, demontrasi, narkoba, perzinaan, dan, pembunuhan. Semakin hari semakin banyak kudengar berita itu, tentu semakin banyak pula kekhawatiran di dalam benak ku akan dirimu. Aku khawatir diri mu terjerumus kedalamnya.
Anakku..
Setauku engkau pergi meninggalkanku hanya satu tujuan saja, yaitu melanjutkan studi mu kejenjang yang lebih tinggi, agar mendapat ilmu yang lebih tinggi pula. Dan bahagia rasanya ketika mendengar kabar darimu tentang keberhasilanmu. Namun, karena jarak antara engkau dan aku sangatlah jauh aku tidak tau apakah engkau berbohong kepadaku tentang keadaanmu, apakah engkau benar-benar menuntut ilmu atau lalai dalam menjalankan amanahku.
Setiap awal atau diakhir bulan, engkau memintak uang belanja dan uang kuliah, yang ayah ibu mu tidak tau seberapa perlunya itu, yang terpenting ketika itu aku berusaha sekuat tenaga agar bisa ku penuhi permintaanmu. Engkau mengatakan kepada ku bahwa tentang keperluamu, mulai dari spp, sewa kontrakan, belanja harian. Namun ada pula istilah yang baru aku dengar, seperti; uang Mapala, Tour, Refresing, campus band, studi banding, atau uang smoking dan lain lain. Aku menganggap itu semua mata kuliah yang wajib kamu ikuti dan penambah nilai di ijazahmu. Terkadang kebohongan suatu saat terungkap juga, ada yang mengatakan kepada ku kalau yang itu adalah kegiatan diluar kampus yang tidak wajib diikuti.
Semua permintaan itu ingin aku penuhi walaupun dalam waktu yang panjang, terkadang aku harus meminjam duit, emas tetangga, duit toke, yang dikembalikan dengan memberi bunga. Padahal engkau tau pinjaman yang berbunga adalah riba, yang diharamkan di dalam agama Islam. Namun demi desakan permintaanmu terkadang itu harus kulakukan, karena engkau kadang mendesakku dan aku khawatir menyusahkan mu.
Anakku..
Berapa lama lagi engkau menyelesaikan perkuliahanmu?. Telah bungkuk punggungku, bergemetar tanganku, sudah berkerut keningku karena dimakan oleh usia. Dalam keadaan seperti ini, seharusnya aku sudah berkonsentrasi untuk akhiratku. Tapi terkadang aku lalai, azan berkumandang aku masih berada ditengah bataran sawah dan ladang menyelesaikan pekerjaan ku. Besok aku tidak tau apakah aku masih bisa melihat dirimu saat engkau sarjana, atau malah sebaliknya. Padahal engkau belum lagi menyelesaikan kuliahmu hingga saat ini.
Anakku..
Tanggunganku bukan hanya dirimu, masih ada adik-adikmu yang harus kupenuhi kebutuhannya. Dan seharusnya engkau mengerti, bahkan harapanku engkau dapat menyelesaikan kuliahmu dan membantu meringankan pederitaanku. Aku hanya bisa berharap dan berdoa agar engkau tidak menyianyiakan waktu yang ada, dan kelak berguna.
Mudah-mudahan suratku ini bisa membuat mu berpikir kedepan dan tidak menyianyiakan amanah dariku. Rajin-rajinlah engkau belajar, railah prestasi sebaik mungkin. Namun, ada yang harus engkau ingat bertakwalah kepada Allah SWT dimanapun engkau berada, cari ilmu agama disamping ilmu dunia, shalatlah tepat pada waktunya, jika engkau seorang lelaki tentu afdalnya shalat di Masjid, jangan lupa iringi harimu dengan bacaanal quran, jauhi maksiat dan teman yang jahat, mudah-mudahan engkau menjadi anak baik setelah membaca surat ini.
Wasalam, Ayah dan Bunda di Kuta Ujung, Gayo Lues.(ismailgayo.louser[at]gmail.com)
EEH… Ine Lah Serap ku kin Kodae….Ismail Abangku si sulubere, sehingga Amangku i talu jema Aman Semael….