Memberdayakan Generasi Mandiri

Oleh: Hera Riszki*

Foto hera_2PADA era dewasa ini pertumbuhan ekonomi, persaingan yang semakin kompetetif dan pemenuhan kebutuhan semakin mendesak. Hal ini telah terjadi ditengah-tengah masyarakat yang sehingga memicu pergolakan sosial yang semakin kuat. Misalnya saja kondisi pengangguran hari semakin hari semakin meningkat, kebanyakan dari mereka berasal dari kaum intlektual yang diproduk dari kampus.

Kondisi yang memprihatinkan ini seharusnya tidak terjadi, karena banyak orang awam yang menganggap bahwa intlektual kampus maupun insan terdidik ini merupakan orang yang dapat memberikan perubahan bagi bangsa, daerah, maupun diri sendiri. Tapi pada kenyataan hari ini berbalik, banyak dari kalangan kampus tidak bisa melakukan perubahan apapun apalagi dirinya sendiri, ini terbukti dengan banyak sarjana-sarjana yang masih menganggur, ini membukti kan bahwa kampus telah gagal menciptakan ruh Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Ruh Tridarama Perguruan Tinggi tersebut kini pada umunya mahasiswa sudah banyak lupa yang sehingga bagaimana cara setelah tamat kuliah langsung ingin mendapatkan pekerjaan dan yang paling utama bekerja di pemerintahan atau pegawai negeri sipil. Mean set yang seperti ini terjadi karena ada sebuah keresahan maupun kegelisahan bagi mahasiswa.

Ketika sudah tamat tidak mendapatkan pekerjaan di pemerintahan, sebagian mereka merasa minder dengan tetangga maupun lingkungan sekitar, karena pada umumnya anggapan masyarakat kesuksesan itu apabila mereka telah bekerja di instansi pemerintah, dan sebaliknya ketika sarjana bekerja di swasata ini tidak dianggap sukses. Bahkan dianggap juga gagal sekolah dan ada istilah orang Gayo “ daleh sekulah atas tu, ike ujung e pe berempus” artinya tidak usah sekolah ting-tinggi kalau hanya ujungnya pun berkebun, melihat ungkapan yang sinis ini sebenarnya membuat generasi bangsa dan putra daerah ini menjadi lemah semangat.

Pada dasarnya kalau kita melihat letak geografis di Kab Aceh Tengah dan Bener Meriah, pada umumnya sektor pendapatan daerah lebih bertumpu pada sektor pertanian seperti kopi dan sayur-sayuran. Tidak ada salahnya ketika intlektual kampus terjun dan dapat mengembangkan dalam peningkatan produktivitas hasil pertanian urang Gayo berdasarkan keilmuan yang mereka dapatkan. Untuk mengurangi angka pengangguran maupun angka kemiskinan pemerintah maupun masyarakat untuk bersinergis untuk memberikan kesadaran mengenai pentingnya etos kerja yang tinggi dan semangat mandiri untuk pengembangan pembangunan daerah.

Hal tersebut teringat dengan ungkapan mantan Presiden Amerika Jhon F Kennedy, Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu. Sebenarnya dalam kondisi semua pihak harus bertanggung jawab tersebut harus peka terhadap kehidupan sosial yang terjadi di daerahnya.(hera.riszki.hr[at]gmail.com)

*Mahasiswi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.