Takengon | Lintas Gayo – Sang pembawa bendera pusaka Merah Putih pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara 36 tahun silam, Yuli Wahid mengingatkan para pengurus Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Aceh Tengah menjadikan PPI sebagai wadah pembinaan bakat bagi generasi muda di daerah setempat.
“PPI mesti kreatif dan jadikan sebagai wadah pembinaan bakat para alumninya serta generasi muda lainnya,” kata Yuli Wahid kepada sejumlah pengurus PPI Aceh Tengah di Takengon, Rabu 3 April 2013.
Ini penting, kata Yuli, untuk menciptakan generasi dataran tinggi Gayo yang berkarakter di masa yang akan datang.
“Jangan hanya saat menyonsong 17 Agustus saja PPI kelihatan aktif. Gagaslah kegiatan-kegiatan positif untuk remaja. Membersihkan jalan misalnya. Memangnya kenapa jika PPI turun membersihkan sampah di jalan,” ujar pimpinan Wahyu Gemilang yang memproduksi batik Kerawang Gayo di Yogyakarta ini.
Selanjutnya untu menarik minat remaja untuk ikut seleksi Paskibraka, Yuli menyarankan agar dibuat sosialisasi di sekolah-sekolah. Itu mesti dilakukan sejak dini agar diperoleh calon Paskibraka yang berkualitas. Imbuh Yuli.
Yulina Wahid pulang ke tanah kelahirannya Takengon untuk peluncuran produk batik Kerawang Gayo dari perusahaan yang dipimpinya, Wahyu Gemilang Kerawang Gayo yang beralamat di Yogyakarta.
Peluncuran itu dilakukan di hotel Bayu Hil Takengon, Selasa 2 April 2013 yang dihadiri oleh Bupati Aceh Tengah dan sejumlah pejabat dari Kabupaten setempat dan Bener Meriah.
Salah satu putri terbaik Gayo ini, pernah mewakili Takengon, tanoh Gayo, dan Aceh ke tingkat nasional. Posisi yang diemban Yuli pun bukan posisi biasa, yaitu di kelompok 45, 17, atau kelompok 8, melainkan dipercaya membawa bendera pusaka. Sungguh, prestasi yang mengagumkan dan luar biasa. Demikian tulis Yusradi Usman al-Gayoni beberapa bulan silam di media Lintas Gayo. (Kha A Zaghlul)