Kopi Pagi
I
Matahari pucat dalam segelas kopi
Dicampur setengah sendok bintang temaram
Sisa tadi malam
Diaduk dengan tangkai bulan sabit
Diseduh dalam panas airmatamu
Kuseruput lagi pagi ini
Tetes demi tetes perih petani
Di cafe pencakar langit
II
Di Gayo
Kopi adalah nafas kehidupan
Dituang dalam cangkir harapan
Kopi juga nafas cinta
Diminum penuh gelora
Dari bibir cakrawala
Ayo seduh kopi
Kita teguk dunia!
Dunia !
Dunia !
2013
*Puisi ini dibacakan dalam pentas Didong Massal 2000 seniman, tiga belas Ceh, dua penyair dan seorang anak Gayo berusia 4,8 tahun bernama Batang Gelingang Raya SY, seorang pesuling (Zikri Win Gayo), dua penari Guel (Dian dan Uswanul) serta tujuh pemusik tradisional. Mencatat Rekor MURI pemetasan Didong terbanyak, sekaligus memecah Rekor MURI minum kopi terbanyak di Lapangan Sengeda Bener Meriah pada tanggal, 13 Januari 2013.
–
Kopi Tubruk
Segelas kopi tubruk
Dalam basah hujan
Takengon di balik Singahmata
Ribuan cahaya bagai garis
Merentang sampai ujung danau
Musim dingin jadi beku
Dari warung berdinding kayu
Mereka seduh kisah
Tentang kerawang
Terong Belanda
Dan tusam
Yang dicuri
Sisa kopi turuk makin pahit di lidah!
Takengon-Jakarta 2012
Catatan;
Takengon = nama ibukota Kabupaten Aceh Tengah
Kerawang = ornamen khas Gayo
Singahmata= nama gunung di gerbang Takengon
Fikar W. Eda. Penyair dan jurnalis berdarah Gayo. Mengikuti berbagai kegiatan sastra di tanah air dan sejumlah negara. Menggelar pertunjukan “Didong jalu” (Didong tanding) dalam Transjakarta (2012). Kumpulan puisinya “Rencong” (KaSUHA, 2003, 2005, 2008). Menyelesiakan pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh dan magister seni dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Pada bulan Januari 2013 ia terlibat langsung sebagai pembaca puisi dalam pentas Didong Massal mencatat Record MURI sekaligus memecah Record Minum Kopi MURI terbanyak. Saat ini Fikar alias Aman Afra menjadi pengurus Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Komisi Sastra.
Puisi karya Fikar W Eda diatas adalah nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan The Gayo Institute (TGI).