Siswa SMAN 1 Takengon Nilai Kualitas Kertas LJUN Kurang Bagus

Foto Bersama SMAN 1 Takengon setelah pelaksanaan UN
Foto Bersama SMAN 1 Takengon setelah pelaksanaan UN

Takengon | Lintas Gayo – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 tingkat SMA/sederajat hari ini telah berakhir, ada siswa yang merasa senang dengan berakhirnya pelaksanaan ujian yang menentukan kelulusan mereka itu dan ada pula yang merasa sedih, takut dirinya tidak lulus dalam UN tahun ini. Seperti diketahui pelaksanaan UN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini terdapat 30 paket soal yang berbeda sedangkan ditahun-tahun sebelumnya hanya 5 paket soal saja.

Beberapa siswa SMAN 1 Takengon memberikan kritikannya terhadap penyelenggaraan UN tahun ini, Dewinta Heriza berserta temannya, Dika Ramadhanu dan M.Arif yang dijumpai Lintas Gayo sesaat setelah pelaksanaan UN hari terakhir, Kamis (18/04/2013) mengatakan, mereka kecewa akan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) yang mereka nilai kualitasnya kurang bagus dan jauh dari standar.

“Kertas LJUN kualitasnya kurang bagus, ketika dihapus dengan penghapus malah sobek dan kotaknya hilang, hal ini kan bisa merugikan kita semua, kalo hanya gara-gara kertas LJUN sobek ketika dihapus dan ada siswa yang tidak lulus gimana, kan sayang”, keluh Dewinta.

Mereka juga mengkritik tentang minimnya pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia tentang pelaksanaan UN yang tidak serentak digelar diseluruh Indonesia.

“Masa ada Provinsi yang belum melaksanakan UN hingga saat ini, kan aneh UN bisa terlambat dilaksanakan padahal persiapannya kata Menteri udah matang, ini kan ada yang dirugikan, bisa-bisa soal UN sudah bocor karena pelaksanaannya tidak sama”, tambah Dewinta.

Hal senada juga diungkapkan siswa lainnya, M. Arif, menurutnya biaya yang dikucurkan pemerintah untuk pelaksanaan UN Tahun ini sangatlah besar, namun menurutnya kurang memuaskan.

“Untuk biaya pelaksaan UN tahun ini lumayan besar, tapi kok LJUN nya saja tidak berkualitas sedikitpun, kertas yang dipakai buat LJUN bagai kertas buram, sedikit dihapus sobek, jika begini lebih baik UN ditiadakan untuk tahun-tahun selanjutnya”, tutupnya.

Dewinta Heriza, M. Arif dan Dika Ramadhanu merupakan siswa yang pernah berprestasi ditingkat nasional melalui ISPO tahun 2011 dan 2012 lalu.

(Darmawan Masri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.