Medan | Lintas Gayo – Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara, Ketut Wiradnyana mengapresiasi temuan benda tajam yang diduga sebagai Bawar (simbul kekuasaan bagi raja-raja di Gayo-red) oleh Zaini warga Merah Mege Kabupaten Aceh Tengah beberapa waktu lalu.
“Temuan itu barang yang bagus dan jelas berharga,” kata Ketut menanggapi pemberitaan Lintas Gayo, Selasa 23 April 2013.
Hanya saja. lanjut peneliti yang menemukan benda pra sejarah Gayo di Loyang Mendale dan Ujung Karang Takengon ini, apa barang baru dalam artian beberapa puluh tahun lalu atau lebih lama lagi.
“Kalau dari foto tampak barang ini sangat rapi pembuatannya, artinya punya nilai yang tinggi, nah sekarang tinggal dicari umurnya, apa benar terkait dengan peninggalan lama, mungkin kerajaan linge?,” ujar Ketut bernada tanya. Dia juga ingin tau apakah barang sejenis terdapat di musuem Aceh.
Untuk mengetahui umur benda tersebut, maka prosesnya akan merusak barang tersebut dan kalau barang ini lama sebaiknya jangan dibersihkan dulu, siapa tahu ada patinanya.
“Itu lho warna hijau pada logam jika sudah lama, dan platina itu yang bisa digunakan untuk tahu umurnya, selain dengan mengambil bagian logamnya,” terang Ketut.
Proses yang harus dilalui untuk mengetahui barang itu asli lama atau baru, dijelaskan penulis buku Gayo Merangkai Identitas ini mesti di dating.
Selain itu, penting juga untuk tahu dimana ditemukan, di dalam tanah atau diatas tanah atau adakah aspek lain yang mendukung, seperti temuan lainnya misalnya. Demikian Ketut Wiradnyana.
Seperti diberitakan Lintas Gayo sebelumnya, seorang petani di Merah Mege Kecamatan Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah menyatakan menemukan benda berupa senjata tajam di kebunnya di Merah Mege. Benda tersebut di duga adalah Bawar kerajaan di Gayo. (Kha A Zaghlul)