Paceklik Sesudah Masa Panen

jamhuri

Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA[*]

Bertemu dengan salah seorang guru MAN Simpang Tiga, ketika mereka (para guru) membawa murid-murid kelas tiga MAN berwisata (jejelen) ke Banda Aceh, dalam kesempatan ini kami sempat certa tentang keadaan masyarakat Bener Meriah saat ini. Di Bener Meriah (termasuk Aceh Tengah) saat ini semua masyarakatnya sedang panen kopi, sulit mencari orang untuk memtik kopi,karena hampir semua orang punya kebun dan bagi mereka yang tidak punya kebun juga sudah di kontrak oleh orang lain. Tentu kondisi ini menjadikan masyarakat Gayo secara ekonomi berkecukupan malah berlebih, dan hal ini hampir setiap tahun dirasakan oleh masyarakat Gayo.

Bupati Bener Meriah setahun lalu pernah bercerita, untuk tahun lalu buah kopi banyak dan biasanya ketika buah kopi banyak harga turun, sehingga masyarakat tidak merasakan nikmatnya panen kopi dan sehabis buah kopi masyarakat langsung merasakan kesulitan eokonomi. Kondisi tahun ini juga sama, ketika masyarakat panen melimpah harga turun pada level terendah yang berarti juga tidak ada kenikmatan hasil panen bagi masyarakati. Ruslan Abdul Gani mendekati hal ini dengan mengatakan bahwa masyarakat Gayo belum bersyukur atas rizki yang diberikan, sebagai bukti shalat jamaah dan pengajian mereka belum bagus.

Tanpa mengabaikan apa yang menjadi asumsi Bupati Bener Meriah pada tahun yang lalu, dan kalau kita kaitkan dengan apa yang menjadi pendapat masyarakat dan guru yang mengajar di MAN Simpang tiga seperti yang disebutkan, tentu ada sebuah alternatif pemikiran lain dapat kita tawarkan, diantaranya :

  1. Kembalikan kepada apa yang telah berjalan dikalangan masyarakat Gayo, dimana masyarakat pada dasarnya tidak menjual kopi kalau ia tidak untuk memenuhi kebutuhan.
  2. Masyarakat Gayo pada dasarnya tidak menjual kopi kalau tujuannya untuk memenuhi keinginan, sehingga kehidupan masyarakat Gayo tampak penuh dengan kesederhanaan walaupun mereka mempunyai harta yang banyak. Untuk poin ini kita melihat orang orang Gayo pada tahun 1980 atau 1990-an,memiliki kebun  luas, kerbau banyak dan hasil sawah cukup untuk makan setahun, tapi mereka selalu hidup tidak berlebihan.
  3. Tidak menjual kopi (buah merah)secara gelondong, karena menjual dengan cara ini berarti menjual komoditi dengan tidak ada nila kerja, sehingga harga ditentukan oleh pihak lain.
  4.  Menyimpan hasil panen sampai harga dipasar membaik karena kopi adalah komoditi yang dapat disimpan dalam waktu yang lama.
  5. Bagi mereka yang tidak memiliki kebun kopi menyimpan uang di Bank yang akan digunaan untuk masa ketika panen selesai.
  6. Perhitungkan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kepentingan pendidikan anak dalam menghadapi tahun ajaran baru (bulan juli dan agustus)

Kami yakin disamping hal-hal yang kami sebutkan masih banyak perhitungan lain yang dapat ditambahkan dalam menatap masa depan yang tidak jauh ke depan, seperti prediksi guru MAN Simpang Tiga tersebut yaitu bulan Juli adalah masa paceklik.

Kalau diantara kita ada yang berkeyakinan bahwa rizki untuk hari esok ditentukan oleh Tuhan pada esok hari dan rizki hari ini ditentukan hari ini sehingga kita bisa menghabiskan rizki hari ini untuk hari ini tanpa perlu menyisakan untuk hari esok dan selanjutnya, maka ada baiknya kita belajar lagi dengan kisah bagaimana Nabi Yusuf meramalkan bahwa masa enam (6) tahun masa panen adalah persiapan untuk masa paceklik enam (6) tahun sesudahnya. Sejarah itu sebagai ibarat diturunkan Tuhan kepada kita semua bahwa perhitungan rizki dalam hidup perlu.

Lalu apakah hal ini dipahami masyarakat, tentu tidak. Karena masyarakat kita sedang disibukkan oleh usaha mereka memanen kopi, pengetahuan mereka tidak sampai pada bagaimana memprediksi masa depan, jangankan bertahun-tahun kedepan bahkan mereka belum bisa memprediksikan sebulan kedepan. Untuk hal itu peran pemerintah daerah untuk mensosialisakan pengetahuan ini sangat penting, tidak cukup dengan pemerintah tetapi juga oleh ulama melalui khubah jum’at dan pengajian, demikain juga dengan pendidik melalui anak didik mereka. Sehingga kalau ini kita kerjakan secara bersama, kemakmuran negeri Gayo sesuai dengan kehendak Tuhan akan dengan cepat akan tercapai.


[*] Pemerhati Sosial Keagamaan Masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.