Banda Aceh | Lintas Gayo – Dalam rangka memperingati milad yang ke 7 Sumber Post mengadakan seminar dengan tema “Peran Pers dalam Pemberitaan Syari’at Islam dan Politik Jelang Pemilu 2014” di Aula PascaSarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Acara yang berlangsung Selasa (30/4/2013) ini menghadirkan tiga narasumber diantaranya Yarmen Dinamika Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia, Maimun Saleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA Kepala Dinas Syari’at Islam.
Yarmen Dinamika dalam makalah dengan judul “Dinamika Politik Aceh Menjelang Pemilu 2014 dalam Perspektif Jurnalis” mengatakan bahwa akhir-akhir ini kita melihat semakin buruknya cara Aceh berdemokrasi hal ini dapat dilihat dari fakta-fakta teror dan kekerasan terkait agenda pemilu Aceh. Serta dipengaruhi juga oleh cara pandang bahwa perbedaan belum dianggap sebagai rahmat, masyarakat Aceh masih menggunakan paradigma lama yang menganggap berbeda itu berarti bermusuhan, ambisi berkuasa menyebabkan mereka berbuat jahat.
Adapun rekomendasi yang disampaikan oleh Yarmen adalah praktek demokrasi yang sehat dan konstruktif, berfikir secara dewasa untuk memelihara demokrasi, pers memberi informasi yang berimbang dan tidak memihak, pers berperan informan yang mendidik yang member pencerdasan kepada masyarakat, dan harus dapat membuat yang gelap menjadi terang, yang bengkok menjadi lurus serta tidak menggadaikan wibawa pers.
Sedangkan Maimun Saleh Ketua AJI Banda Aceh mengatakan dalam media, perempuan sering menjadi korban pemberitaan, perempuan hanya digambarkan menjadi objek yang “miring” dalam pelaksaan syari’at Islam. Misalnya peraturan hanya banyak berkaitan dengan pakaian perempuan dan sebagainya, alangkah baiknya peraturan untuk laki-laki juga diberlakukan sama. Jika itu terjadi, maka mobil WH tidak cukup untuk mengangkut mereka ketika pertandingan bola sedang berlangsung.
“Kan tidak salah jika Aceh punya tim sepakbola dengan celana panjang atau minimal dibawah lutut,” ungkap pria berkacamata ini.
Prof. Dr. Syahrizal Abbas mengatakan peran media diantaranya adalah sebagai intrumen kontrol dari aparatur pemerintah dan pencerah bagi masyarakat. Pemberitaan fakta ada baiknya dilakukan analisi baru ddisuguhkan kepada masyarakat. Adapun masalah Syari’at Islam di Aceh adalah masyarakat belum punya pemahaman yang mendalam tentang syari’at. Jika lahirnya tampak kokoh sedangkan dalamnya begitu kropos, syari’at bukan karena undang-undang atau Negara tapi karena Syari’at adalah aturan agama dan Negara juga diperlukan untuk menjalankan Islam secara menyeluruh.
Acara ini juga turut dihadiri oleh puluhan mahasiswa, wartawan dan civitas akademika IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.(Zuhra Ruhmi/red.04)