Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Tanggal 10 November adalah hari Pahlawan Nasional, yang mana para pahlawan-pahlawan tersebut adalah mereka yang berjuang mempertahankan daerah mereka masing-masing dari serbuan para penjajah. Dari Sabang sampai Merauke mempunyai pahlawan masing-masing dengan satu tujuan yaitu mempertahankan Bangsa Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Belanda maupun Jepang yang ingin bernafsu menguasai bangsa Indonesia penuh dengan kekayaan alamnya. Suku Gayo merupakan salah satu suku bagian dari bangsa Indonesia, tentu juga mempunyai pahlawan yang dimiliki oleh suku Gayo.
Sebelum kita mengetahui siapakah pahlawan berasal dari dataran tanah tinggi Gayo, mari kita kupas sedikit apa sebenarnya pahlawan itu ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Departemen P & K, 1988) “Pahlawan” adalah pejuang yang gagah berani; orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Menurut sebuah kamus Inggris “Pahlawan” (hero) adalah 1. Setiap orang yang menonjol karena ke-gagah-berani-annya atau keluhuran tujuan yang terdapat dalam tindakan-tindakannya; terutama orang yang tidak takut menentang bahaya maut atau lelah mengorbankan nyawanya dalam usaha berbuat luhur tadi; 2. Seorang yang sangat terkenal dalam suatu hal, bidang, periode atau perjuangan keberhasilan-keberhasilannya atau sumbangan-sumbangannya yang luar biasa dalam hal, bidang, periode atau perjuangan tertentu tadi.
Sedangkan menurut Mochtar Bohari dalam bukunya “Indonesia Mencari Demokrasi” bagi beliau kata-kata “membela-kebenaran” dan “sumbangan-sumbangan”. Kata-kata ini menurut penglihatan beliau merupakan kunci bagi pemahaman konsep ‘Pahlawan’. Berdasarkan petunjuk ini maka idealnya sebutan ‘Pahlawan’ hanya diberikan kepada orang yang nyata-nyata telah membela kebenaran, berbuat luhur atau berhasil melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak atau diberikan kepada orang yang nyata-nyata telah membela kebenaran, berbuat luhur atau berhasil melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak atau diberikan kepada orang yang nyata-nyata sangat besar sumbangannya dalam mebela kebenaran, mewujudkan suatu perbuatan luhur atau menciptakan suatu peristiwa yang sangat bermanfaat bagi orang banyak. Dalam pemikiran beliau, orang seperti ini pasti orang yang pemberani, orang yang ikhlas berkorban dan orang yang gagah.
Dari defenisi-defenisi di atas bahwa pahlawan itu adalah orang yang mempunyai: Keberanian, Membela kebenaran serta Ikhlas dalam berkorban serta gagah dalam berperang melawan penjajah. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menjadi pahlawan hanya bagi para pemberani yang terpilih menjadi pahlawan. Jadi, siapakah pahlawan yang pemberani, gagah dan ikhlas berkorban dari Dataran Tanah Tinggi Gayo ?.
Buku karangan Drs. H. Muhammad Ibrahim yang berjudul “MUJAHID DATARAN TINGGI GAYO”, mungkin masyarakat Gayo sudah membaca buku ini khususnya para pacinta sejarah Gayo ataupun para mahasiswa sudah mengenal dengan buku yang satu ini. Di sini saya hanya menulis tentang Aman Dimot karena bagi saya bahkan seluruh kalangan masyarakat Gayo Bahwa Aman Dimot adalah “Pahlawan Gayo Sejati”. Dan dalam buku ini masih ada para pahlawan-pahlawan lain dari Gayo penuh dengan keberanian.
Aman Dimot
Siapa yang tidak mengenal Aman Dimot, seluruh masyarakat Gayo pasti tidak asing lagi dengan nama yang satu ini. Abu Bakar Aman Dimot lahir di tenamak kecamatan Linge Isaq tahun 1920, beliau adalah seorang yang sederhana, beriman teguh, jujur, memiliki prinsip yang kokoh dan mencintai masyarakatnya. Hal tersebut terbukti dalam proses perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang amat berkesan dan tidak dapat dilupakan.
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara resmi sampai di Takengon awal September 1945, Aman Dimot segera menggabungkan diri ke dalam Laskar Barisan Berani Mati, kemudian ke dalam Laskar Mujahidin Aceh Tengah yang di pimpin oleh Tgk. Ilyas Lebe dan Tgk. Muhammad Saleh Adry.
Aman Dimot, gugur dalam pertempuran di Karo Area. Seluruh para pejuang dan masyarakat Gayo merasa kehilangan pahlawan terbaik yang pernah dimiliki masyarakat Gayo ini.
Budayawan Gayo A.R Hakim Aman Pinan merangkum sajak tentang Aman Dimot yang berjudul:
“Panglima Aman Dimot”
Manis nian ditelingaku mendengar namamu panglima
Gelak tertawa tanah Rajamerahe Kandibata
Menerima siraman darah merah murni dan segar
Titik napas putus dalam perjalanan menuju ALLAHU AKBAR
Jasad dan rohnya sang Panglima menemui janjinya terakhir
Kini ia disemayamkan di Kabanjahe
Ia sudah bisu tanpa lagi berkata-kata sejuta makna
Ia tidak menuntut semikro apapun
Kepergiannya tidak ia sesali
Sang Panglima meninggalkan pesan….. teruskan perjuangan ini
Kepergian Aman Dimot semua makhluk sekitar manangis sendu
Tanah bergoncang, ratap air sungai menderu
Pepohonan bergarak, dedaunan tunduk layu ikut berduka
Berbagai lapisan masyarakat ikut belangsungkawa…
Wahai …….. Aman Dimotku……..
Hujan deras disusul rintik-rintik melepas kepergiannya
Bak air mata sang bidadari menghiasi pipi yang montok merah delima
Ia syahid di tapal batas untuk agama, nusa dan bangsanya
Aman Dimot sudah tiada, ia kembali ketempat asalnya
Berbaring di alam damai nan abadi
Ia selalu menanti kehadiran sang penziarah
Dengan harapan sekeping Do’a untuknya dan untuk semua
SELAMAT HARI PAHLAWAN
*Penulis: Kompasianer Dan Kolumnis LintasGayo.com