Bagi masyarakat Aceh Tengah ingin mendapatkan susu segar langsung hasil perahan sapi tidaklah terlalu sulit. Tergantung ketelatenan dan keseriusan dalam mengelolanya. Bisa saja susu yang didapat, dagingpun bisa dijual.
Itulah keyakinan Karman, seorang mantra hewan di Dinas Peternakan Aceh Tengah, yang kini mulai mengembangkan sapi jenis perah dan sapi pedaging jenis simental. “Kalau simental kita hanya mendapatkan daging, namun untuk jenis perah dua-duanya akan didapat, yakni susu dan daging,” sebut Karman ketika di temui LG.
“Bila ingin mengembangkan sapi sebaiknya perah, karena dagingnya juga bobotnya hampir sama dengan sapi pedaging. Namun itu semuanya tergantung kegemeran orang dalam merawat ternak ini,” sebut mantra hewan ini, sambil memerah susu dari sapi miliknya yang diberi nama tuah.
Dari tuah ini Karman mendapatkan sekitar 3 liter susu murni, padahal sapi ini anaknya sudah berumur 6 bulan, namun masih juga menghasilkan susu segar. Sapi perah ini bila dikelola dengan baik, maka masyarakat Aceh Tengah akan mendapat susu segar yang kualitasnya terbaik, murni dan menyehatkan.
Menurut Karman, dari sapi yang dibelinya satu ekor ini, kini sudah menjadi tiga. Anak pertama tuah merupakan hasil bibit simental (pedaging) badannya terlihat tegap dan berisi namanya Melani. Adik dari Melani ini juga sudah berumur 6 bulan, namun induknya masih produktif menghasilkan susu.
Merawat sapi, selain setiap hari dimandikan, makanan dan minumannya harus terjaga, serta tambahan vitamin dan suntikan vaksin dilakukan sesuai kebutuhan. Seekor sapi membutuhkan makanan10 persen dari berat tubuhnya, sementara air dibutuhkan 70 persen. Namun tidak selamanya air banyaknya seperti itu, karena dalam makanan juga ada kandungan air.
Menurutnya sapi perah dan pedaging di Aceh Tengah merupakan potensi yang terpendam. Kualitasnya baik, bahkan Aceh Tengah mendapat juara satu dalam kontes sapi di Pidie Jaya tahun lalu. Kebutuhan daging sapi bukan hanya untuk Aceh Tengah, namun Aceh sangat membutuhkan.
Tinggal lagi bagaimana mengelola dan mengembangkan sapi, agar selain bernilai ekonomi juga merupakan bagian dari pengembangan potensi daerah, sebut Karman. (Iqoni RS)