Takengen| Lintas Gayo- Persoalan PAW di DPRK Aceh Tengah, sampai Muchsin Hasan mengamuk dengan memecahkan piring dibagian hukum, bermula dari sikap DPRK Aceh Tengah yang pilih kasih dalam meneruskan usulan PAW.
“Ini keputusan lembaga yang sakit,” sebut Muhammad Ridwan salah seorang anggota DPRK yang juga diusulkan PAW bersamaan dengan Muchsin Hasan. “Bila jujur dan netral lembaga ini, yang enam orang yang diusulkan bukan dua orang.”
Seharusnya Ihkwanussufa dulu yang diajukan PAW, sebut Nasri anggota DPRK dari PKPI. Namun Ihkwanussufa, Syamsuddin, Arianto Gunawan, Budiyono, usulan PAW sengaja didiamkan. “Mengapa kami yang dua orang itu yang diusulkan,” sebut Ridwan.
Kalau fair, jujur dan sportif yang enam orang itu diajukan usulan PAW, bukan hanya memilih siapa yang suka. “Ini keputusan sakit dan semuanya main belakang. Sanggahan kami tidak ada telahaan hukum dari bagian hukum Sekwan,” sebut Ridwan. Hal senada juga disampaikan Muchsin Hasan.
Wajadal Muna ketua komisi A yang berperan dalam PAW ini kepada wartawan menjelaskan, dua anggota yang tidak diusulkan PAW, (Ihkwanussuffa dan Budiyono) ada laporan kepolisi, sebelum ada ketetapan hokum, mereka tidak diusulkan PAW.
Arianto Gunawan dan Syamsuddin, partai yang bersangkutan tidak mengusulkan penggantinya, administrasinya tidak ada, otomatis juga tidak dapat dilanjutkan. “Bukan pilih kasih, tetapi itu ketentuan.”
Sementara menyangkut persoalan hukum, Muhammad Ridwan dan Muchsin Hasan juga mengajukan gugatan ke Pengadilan dan belum ada keputusan hukum. “Kalau menyangkut persoalan hukum, kami juga menggugat ke Pengadilan, namun mengapa hanya kami yang diusulkan PAW, sementara yang lainnya tidak. Dalam ketentuan yang sedang berproses hukum, sesuai pengajuan gugatan, bila belum ada keputusan belum boleh di PAW,” sebut Ridwan.
Mengapa kami dengan Muhsin Hasan diproses, sementara yang lainnya tidak. Persoalannya sama, inilah keputusan lembaga yang sakit, sebut Ridwan.(tim LG)
