Takengen|Lintas Gayo- menyambung berita sebelumnya “Hukuman Rakyat Lebih Menyakitkan”, persoalan dari akumulasi sikap ini, karena rakyat merasa tidak dihargai oleh rejenya (kepala kampung). Padahal rejenya sebagai ketua panitia maulid dan SK panitia juga diteken reje.
Catatan Lintas Gayo, namun HLD sang reje tidak peduli dengan kegiatan itu, rakyatnya yang justru pontang-panting demi suksesnya peraan maulid. Tukang becak, ibu pencuci pakaian, tukang sapu, dan pekerja mocok-mocok ikut memberikan sumbangan demi suksesnya acara maulid ini, namun sang reje tidak memberikan apapun.
Selain itu, saat diadakan rapat di mersah, HLD berjanji akan memberikan sumbangan Rp 3 juta yang uang tersebut diperuntukkan untuk kegiatan pemuda. Uang dari negara bukan uang pribadi reje. Dan janji itu disampaikan di rumah Allah (menasah). Namun uang itu sampai hari maulid dilaksanakan tidak kunjung tiba.
Justru Reje meminjam Rp 1 Juta dari Saeb Nosarios, namun Saeb panitia maulid lainnya tidak mau menyerahkan ke reje, namun menyerahkan ke bendahara panitia maulid. Disisi lain panitia sibuk mencari reje, tetapi sangat sulit dijumpai.
“Jangankan bertanya apa persiapan untuk maulid udah beres atau belum, munculpun susah. Pengalaman yang sama juga saat Kambar FC menjadi juara turnamen bola kaki piala bupati, satu gelas air mineralpun tidak ada dari reje,” sebut Aswek, salah seorang panitia maulid.
“Seharusnya sebagai pemimpin, apalagi sebagai ketua panitia hal itu tidak dilakukan reje, seharusnya dia yang melaksanakan, atau minimal bertanya apa persiapan untuk maulid udah beres atau belum. Tetapi itu tidak dilakuka reje,” sebut Saeb.
Banyak persoalan rakyat yang tidak diselesaikan reje. Karena sudah terlalu sering masyarakat merasa kecewa, diadakanlah rapat apa “hukuman” buat reje, walau sebelumnya dalam rapat di Meunasah sudah sering dikritik sikap reje ini. Hasil keputusan rapat panitia maulid, reje jangan dilibatkan apapun dalam acara itu.
Saat menjelang acara HLD muncul bersama Camat Lut Tawar, Liwanza. Acara dilanjutkan tanpa melibatkan reje baik untuk kata sambutan maulid, dan pemberian hadiah. Piala 13 set kegiatan itu tidak ada satupun yang diserahkan reje Takengen Barat.
Pidato dari panitia sekaligus masyarakat disampaikan oleh Saeb Nosarios, kemudian dilanjutkan sambutan camat dan baru dilanjutkan dengan acara inti tausiah yang disampaikan tengku Mulyadi M.Jamil dari Lhokseumawe. (Tim LG)