Oleh: Elviana*
Ayah, Ibu…
Kini sayapku sudah tumbuh dan aku ingin terbang untuk membantai lawan
Merebut kemenangan di Negeri sebarang
Untuk berjuang dalam pertempuran
Demi mendapatkan pengetahuan dan kesuksesan.
Ya,
Kata-kata itulah yang sering aku ucapkan dulu sebelum meninggalkan kampung halaman.
Ayah, Ibu…
Aku tau dalam senyummu kau sembunyikan letih dan sedihmu,
Derita siang dan malam menimpamu,
Tak sedetikpun kau hentikan langkahmu demi memperjuangkan masa depan anak-anakmu.
Disetiap tetes keringatmu, dan setiap hembuhsan nafasmu,
Mempunyai rasa kasih sayang yang luar biasa.
Tapi, Ayah, Ibu..
Semuanya telah berubah
Dulu raut wajahmu begitu tampan dan cantik
Sekarang raut wajah itu mulai mengerut
Dulu mahkota di kepalamu begitu indah
Sekarang mahkota itu mulai memutih
Dulu tubuh yang begitu gagah
Sekarang terlihat begitu rentan dan rapuh
Semua kau lakukan mulai dari aku kecil sampai aku memakai baju toga dan menggegam izajah ini.
Terimakasih Ayah,
Terimakasih Ibu,
Sudah banyak pengorbanan yang telah kalian berikan
Banyak cacian, cercaan, dan hinaan yang tak kau hiraukan
Semua itu kau lakukan bukan untuk mengharapkan setumpuk emas,
Bukan gulungan uang yang kau minta dari keberhasilanku,
Bukan juga sebatang perunggu yang kalian inginkan dari kemenanganku.
Dalam setiap sujudku berdo’a agar kau bebas dari segala mala petaka,
Karena aku ingin melihat kalian bahagia hingga akhir menutup mata..
*Puisi ini dipersembahkan untuk para Wisudawan/i
*Anak dari pasangan, Baharuddin, dan Islinawati, sekarang melanjutkan Studinya di Universitas Negeri Padang (UNP). Gadis berbadan mungil kelahiran Takengon, 01- Juli- 1994 ini, mempersembahkan puisi karangannya dihadapan dua ribu orang di gedung megah acara Wisudawan/i. Tamantan MAN 1 Takengon ini sempat mengharukan dua ribu penonoton dipodium Wisudawan/i. Evi yang akrab di panggil oleh teman-temannya menulis puisi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Evi lebih suka membaca puisi ketimbang menulis puisi.