Takengen|LintasGayo – Joki-joki cilik menunjukan kebolehanya berjuan di atas kuda. Tidak jarang diantara joki ini yang terpental kebumi, terseret diatas batu dan kerikil berdebu. Ambulanpun menjerit menjembut penunggang kuda yang tanpa pengamanan memadai.
Inilah gambaran satu sisi di arena pacuan kuda Belang Bebangka, Takengen, Aceh Tengah. Pacuan kuda tradisionil Gayo yang dibuka Bupati Aceh Tengah Nasaruddin, mulai berlangsung sejak hari in, Senin (1/8/2014) sampai dengan 24 Agustus mendatang.
Pemandangan joki terjatuh, atau kuda yang jatuh sehingga penunggangnya ikut jatuh merupakan pemandangan rutin di arena balap kuda ini. Cedera, luka, bahkan ada yang harus diopname, tidak membuat joki cilik (termasuk juga joki dewa) yang sudah menjadikan kuda sebagai sahabatnya, untuk mundur dari arena ini.
Untuk tahun ini menurut Amir Hamzah, ketua panitia pacuan kuda, akan memperebutkan hadiah total Rp 213 juta. Hadiah ini kejutan buat pemilik kuda, dimana sebelumnya event ini hadiah yang diterima pemilik kuda masih mengecewakan.
3 Kabupaten ikut ambil bagian dalam event rakyat ini, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Menurut Amir Hamzah event ini diikuti sekitar 300 ekor kuda dari berbagai klasifikasi. (Iqoni RS)