Banda Aceh | Lintas Gayo : Berkaitan dengan pemberian anugerah Unesco pada tarian Saman, Paguyuban Mahasiswa Gayo Lues di Jakarta akan menggelar seminar Saman Gayo di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta, 27 Juni mendatang.
Kegiatan seminar ini merupakan rangkaian pertunjukan Saman Saraingi yang diundur hingga pertengahan September nanti di Jakarta.
Saat dihubungi Atjeh Post Jum’at (27/5), ketua panitia Seminar Saman Gayo Burhan mengatakan, seminar Saman Gayo digelar sebagai bentuk kepedulian masyarakat seni terhadap persepsi masyarakat di Jakarta terhadap tarian Aceh yang terus menerus ‘diklaim’ bernama Saman, sehingga beberapa tarian Aceh lainnya seperti Rateeb Meusekat, Ratoh Duek, dan Rapai Geleng yang memiliki sejarah tersendiri, menjadi jarang disebut-sebut sehingga dikuatirkan lambat laun dapat melenyapkan kekayaan seni Aceh yang beragam.
“Makanya, pada seminar Saman nanti yang diundang peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa,dan komunitas Seni karena tarian Aceh banyak dikembangkan di sekolah-sekolah. Harapannya, tentu saja agar kesenian Aceh semakin beragam dan menjadi kekayaan seni Nasional,” kata Burhan.
Sementara Pembina Lembaga Budaya Seribu Bukit Tgk Jemarin saat dihubungi mengatakan, seminar yang digelar pemuda dan mahasiswa Gayo Lues di Jakarta tersebut sekaligus untuk menyambut pengakuan Unesco terhadap Tari Saman Gayo yang tercatat sebagai salah satu warisan dunia non benda.
“Akan kita sosialisasikan Saman Gayo secara luas, dan juga merawat seni-seni Aceh lainnya dengan benar dan pada porsinya,” kata Tgk Jemarin yang juga anggota DPRA tersebut.
Rencananya, pada seminar Saman itu akan menghadirkan pembicara dari kementerian Menbudpar, Mugiono dari DKJ, Tokoh Saman Ibrahim Runi Runang (Gayo Lues), Seniman Aceh dan Dosen IKJ Marzuki Hasan (Jakarta) serta Pakar Saman Dr Rejeb Bahari (Banda Aceh). (Jauhari Samalanga/atjehpost)