Catatan: Oleh Alwin Alpina, ST*
Sebagai Musafir di kota Medan Sumatera Utara, suatu tempat persingahan yang dari dulu sering di manfaatkan oleh masyarakat Gayo yang berasal dari kota Takengon dan bener Meriah dengan tujuan perjalanan ke kota Medan.
Persinggahan ini fungsi utamanya sebagai Asrama Putra Gayo yang berstatus Mahasiswa yang kuliah di Sumatera Utara.
Perjalanan kali ini membuat hati miris, terluka dan kecewa meneteskan air mata, ketika saya singgah di asrama GAYO yang dulu sering di kenal dengan nama Asrama KGAT.
Pada hari ini tak ada satu Manusiapun yang tinggal menjaga asrama kebanggaan orang GAYO, baik dari mahasiswa Gayo maupun perwakilan masyarakat Gayo Medan, padahal dahulunya orang tua kita sangat bersusah payah dalam penggadaan tanah dan pembangunan asrama Gayo di kota Medan ini, baik konstribusinya dari masyarakat Gayo, Pemda maupun para alumni asrama.
Kondisi fisik bangunan khususnya daun pintu dan jendela Raib entah kemana, Air Bersih dan listriknya Mati, mestinya ini menjadi perhatian khusus. siapakah yang bertanggung jawab dalam persoalan pengelolaan asrama Gayo ini, Apakah mahasiswa, Orang tua yang ada di Medan KGAT atau sekarang menjadi MUSARA GAYO sebagai wadah berkumpulnya masyarakat Gayo di Sumatera Utara, yang sudah lama tinggal di kota Medan Yang memiliki pekerjaan yang sangat layak di daerah perantauan provinsi sumatera Utara.
Tahun 2001 sampai Dengan tahun 2004 saya juga pernah tinggal di asrama Gayo ini, sebagai saksi sejarah dalam menuntut ilmu, suka duka yang terlalu indah di kenang hari ini. Padahal posisi asrama sangat strategis dan ekonomis bagi mahasiswa Gayo yang kurang mampu, di kelilingi oleh beberapa kampus ternama dengan akses yang sangat mudah dan efektif ke ibukota Sumatera Utara.
Kami menghimbau kepada alumni Gayo Medan khususnya yang pernah tinggal di asrama Gayo, kepada orang tua kami yang di berdomisili di Medan dan juga kepada pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah untuk saling bahu membahu, membantu pembangunan kondisi fisik asrama yang hari ini sangat terpuruk dan terlantar. Asrama Gayo menjadi Tanggung jawab kita bersama. Alang tulung, Beret Bebantu.
*Penulis merupakan alumni Fakultas Tekhnik ITM Medan.