Takengen | Lintasgayo.com- PT. NK yang membangun jalan Takengen- Uwak, kini kesulitan matrial berupa pasir dan batu. Sumber matrial yang mereka pergunakan selama ini digerebek oleh Dirserse Kriminalitas khusus Polda Aceh.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Aceh “mengamankan” 4 alat berat milik PT NK yang sedang beroperasi di Linge, Aceh Tengah, (9/4). Dampaknya pengerjaan proyek proyek preversavi jalan Tansaril –Owak terhenti.
Proyek yang dibiayai dari APBN ini, dimana craser stone beserta fasilitas pendukungnya telah “diamankan” oleh pihak kepolisian. Pihak PT. NK kini kesulitan untuk melanjutkan pekerjaan, karena sulitnya mendapatkan bahan baku.
Seperti diketahui sebelumnya sejumlah alat PT. NK ( Badan Usaha Milik Negara) bergerak di bidang jasa kontruksi, sedang melakukan penambangan galian C di Desa Kute Payang Kali Sampe, kecamatan Linge, Aceh Tengah. Lokasi galian C ini digerebek oleh Subdit IV Tindak Pidana Tertentu Direktorat Reskrimsus Polda Aceh, yang dipimpin langsung oleh Kompol Guntur M. Tariq.
Polisi mengamankan berupa 2 unit eksavator, 2 unit loder dan 10 truck interkuler dan satu orang pengawas lapangan berinisial Y (40) warga Medan, Sumatera Utara dan telah diamankan ke Mapolda Aceh.
Pimpinan penggerebekan Kompol Guntur M. Tariq kepada wartawan mengatakan, dari keterangan saksi dan barang bukti ditemukan, kegiatan tambang galian C itu tidak memiliki IUP produksi. Selain itu lokasi penambangan berada dalam kawasan konservasi, sebut Guntur.
Dilain sisi, menurut pihak PT NK, proses perijinan IUP di ESDM Provinsi Aceh, telah diurus pihaknya. Namun sampai saat ini izin tersebut belum terbit. Jadi cruser PT NK itu legal, kata Heru, salah seorang pimpinan PT NK yang bertugas di Takengen.
Pihaknya telah membayar dan resi pengiriman berkas urusan perizinan sudah ada. ” Kita telah bayar biaya proses perizinannya ada resi pengiriman berkasnya, “sebut Heru.
Terhentinya aktivitas craser stone PT NK beserta fasilitas pendukungnya, akan berdampak pada aktivitas pembangunan infrastruktur di Aceh Tengah dan daerah sekitarnya. Terutama proses penyelesaian pembangunan jalan Tansaril -Owak.
Masyarakat berharap, permasalahan ini segera berakhir, sehingga proses pengerjaan Tan Saril- Owak dapat dilanjutkan kembali. Ruas jalan tersebut sangat diharapkan masyarakat, karena merupakan akses vital dalam menunjang ekonomi.
Gencarnya penertiban galian C terutama di wilayan Tengah, (Aceh Tengah dan Bener- Meriah) mengakibatkan pasir dan batu menjadi langka di sana. Kebutuhan masyarakat yang sedang membangun juga terkendala.
“Kita mendukung penertiban, namun harus dipikirkan juga kebutuhan masyarakat untuk material pasir dan batu, sehingga masyarakat bisa membangun,” sebut Aidil supir truk pasir yang mengaku terpaksa harus antri hingga tengah malam .
Antrian itu dilakukanya bersama supir yang lain, di salah satu galian C yang masih beroperasi di negeri dingin itu. Untuk mendapatkan satu truk pasir, harus antri berjam jam. Lantas bagaimana dari kelanjutan pembangunan jalan Tansaril – Uwak? (LG 01/ Iqoni RS)