Banda Aceh |Lintasgayo.com – Berdasarkan catatan kepolisian, tren kecelakaan lalulintas (lakalantas) pada arus mudik Idul Fitri di Aceh tahun ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun jumlah korban tewas justru meningkat.
“Jumlah kasus lakalantas, sementara ini di tahun 2019 menunjukkan penurunan minus 7 persen yaitu 26 kasus, sedangkan tahun 2018 terdapat 28 kasus,” ujar Kepala Posko OPS Ketupat Rencong 2019 AKP Almahdi kepada Dialeksis.com, Sabtu (8/6/2019).
Meski demikian, ungkapnya, terjadi peningkatan jumlah korban meninggal dunia ekses lakalantas. Bila tahun 2018 sebanyak 13 korban jiwa, tahun 2019 bertambah 23 persen menjadi 16 korban jiwa.
Adapun korban luka berat tidak mengalami penambahan dari tahun lalu, yaitu 14 korban. Luka ringan turun 61 persen dari 38 orang di 2018, kini menjadi 15 orang.
“Kerugian material ekses lakalantas diperkirakan tahun 2018 sebesar Rp 173 juta rupiah. Sedang tahun 2019 berkisar Rp 86 juta rupiah,” sebut eks Kasat Lantas Polres Aceh Tamiang ini.
Dia menambahkan, dalam dua tahun terakhir mudik Idul Fitri, korban lakalantas lebih banyak sepeda motor. Pada 2018, terdapat 33 kasus menimpa Sepmor sedangkan tahun ini 26 kasus. Sementara mobil penumpang tahun 2018 terdapat 10 kasus, tahun ini turun 15 persen menjadi 7 kasus. Adapun kecelakaan bus tahun ini memiliki dua kasus, tahun sebelumnya nihil.
“Laka lantas diakibatkan dua faktor. Pertama, faktor alam, semisal jalan licin. Kedua, faktor human error, misal supir tidak hati-hati; sudah tahu jalan licin masih ngebut,” jabarnya.
Pun tambah dia, masih banyak masyarakat menggunakan kendaraan bukan sesuai dengan peruntukannya, misal mobil pick up digunakan sebagai angkutan penumpang. “Itu kan padahal kalau oleng orang bisa jatuh”.
Lebih lanjut, Almahdi mengungkapkan titik rawan kecelakaan di Aceh umumnya di pegunungan semisal Geurutee di Aceh Jaya. Kemudian jalan lintas wilayah barat, Aceh Timur, Tamiang, dan Pidie.
Untuk mengantisipasi penurunan angka kecelakaannya, pihaknya rutin memerintahkan kepada posko-posko pengamanan, agar senantiasa menghimbau masyarakat untuk waspada dan mematuhi segala peraturan lalu lintas.
Selain itu pihaknya juga kerap memasang spanduk waspada kecelakaan, misalnya di tikungan patah.
“Karena kecelakaan selalu diawali oleh pelanggaran lalu lintas. Misalnya membawa penumpang menggunakan mobil pick up bak terbuka. Itu berbahaya sekali. Kalau oleng bisa hilang keseimbangan. Atau mengendarai sepeda motor berbonceng tiga. Kitata melakukan teguran kepada masyarakat terkait hal-hal tersebut,” pungkasnya (PD/dialeksis.com)