Takengen | lintasgayo.com– “Hehehee, apa itu, kurang ajar. Anak sekolah enggak punya etika. Bubaaaarrrrr, bubar, kami jemput nanti kesitu,” teriakan keras dan sangar keluar dari mulut Iskandar Roby, tokoh HMI Aceh Tengah.
Dia yang lagi minum bersama kader HMI di WRB Coffe, Blang Kolak Dua Takengon, Sabtu (16/6/2019) siang, matanya memandang lepas ke lapangan Musara Alun.
Di sana ada kumpulan anak sekolah (SLTP/ SLTA) berbaur lelaki dan perempuan. Mereka hingar bingar, tidak ada batasan. Mereka tak peduli kalau kegiatan mereka di lapanga, ada mata manusia lainya yang melihat.
Tiba tiba seorang pelajar putri berjalan ke arah parkir dilapangan ini, sementara di belakangnya ada seorang remaja putra yang mengejar. Diluar dugaan, apa yang mereka lakukan. Diluar ketentuan agama dan adat Gayo.
Remaja lelaki yang datang dari belakangnya memeluk remaja putri ini dan menciumnya. Spontan kader HMI yang lagi kumpul di warung WRB, tanpa ada komando, langsung bangun.
“hehehehe, apa itu kurang ajar,” teriak Kandar Roby dengan keras. Kandar yang selama ini vocal dan kritis, masih tetap menunjukan sikapnya, yang tak dapat melihat kejanggalan. Walau dia baru usai menjalani hukuman karena jeratan pencemaran nama baik.
“Apa kalian ini, bubaaaaar bubaaar, kami jemput nanti kesitu,” teriakan Kandar yang hanya berjarak satu meter dari Dialeksis.com telah membuat pengunjung warung ini keluar ke halaman belakang dekat lapangan Musaran Alun.
Ketika melihat manusia yang ramai memperhatikan perbuatanya, belasan remaja ini membubarkan diri. Kelompok wanita bergerak cepat kea rah barat, sementara kelompok lekaki remaja mengasingkan diri ke ara utara lapang berteduh di bawah pohon.
“Ini persoalan amar makruf nahi mungkar, tidak bisa dibiarkan. Karena mereka melakukan maksiat, kita semuanya mendapat hukuman dari Allah. Hal hal seperti ini, jangan dianggap remeh, harus diperhatikan,” sebut Kandar.
Semua pihak harus mengawasinya, karena mereka merupakan generasi penerus kita kelak. “Ahlaq mereka jangan dibiarkan rusak. Mereka adalah anak anak kita, anak anak orang Gayo, sebagai sesama orang Gayo kita punya tanggungjawab moril,” sebutnya.
Kelompok HMI Aceh Tengah yang sedang minum di WRB ini ; Iskandar Roby, Tona, Satria Gayo, Auri Syahputra, Juhri Ulida, Suyanto dan Dwika Febrianti, terusik dengan kejadian yang di luar dugaan mereka.
Mereka spontan terpanggil jiwanya ketika ada maksiat yang berlangsung dihadapan mereka. Semoga mereka remaja yang dibubarkan ini, juga mengerti kesalahanya dan kelak menjadi kader bangsa yang baik.
Usai membubarkan kelompok remaja yang nakal ini, para HMI yang sedang menikmati kopi ekprso dan sanger produk WRB caffe ini kembali menikmati kapeein terbaik dunia. Kopi arabika Gayo. Bahtiar Gayo