Takengon | lintasgayo.com – Pelaksanaan Musabakah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XXXV yang beralangsung di Kabupaten Bener Meriah menjadi semangat bagi semua kalangan dengan melihat animo masyarakat yang berduyun datang menghadiri pembukaan sehingga terjadi kemacetan yang panjang hingga berjam – jam lamanya.
Menyikapi hal tersebut Agus Muliara selaku ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon angkat bicara sebagaimana rislis yang diterima lintasgayo.com, berikut keritikan dan masukan yang di sampaikannya.
MTQ yang ke XXXV yang dilaksanakan di Bener Meriah menjadi suatu kebanggaan Dan mendapatkan luar biasa dari seluruh lapisan masyarakat di wilayah tengah Aceh karena Sudah mempercayakan Bener Meriah sebagai tuan rumah, kegiatan besar ini sangatlah sejalan dengan visi misi pemerintah kabupaten Bener Meriah “Menjadikan Bener Meriah yang Islami, Harmoni, Maju Dan Sejahtera”.
Dibalik kebanggan dengan adanya kegiatan MTQ tingkat provinsi se Aceh Ke-XXXV di Bener Meriah ternyata banyak juga hal kontroversi yang di lakukan oleh panitia penyelenggara, mulai Dari pembukaan, hiburan, Dan bahkan ini sampai dengan wacana penutupan juga menjadi bahan buah bibir pembicaraan negatif dikalangan masyarakat.
Dimulai sejak Dari pembukaan sangat banyak keluhan masyarakat terkait arus jalan menuju lokasi pembukaan MTQ yang sangat semberaut, tidak adanya pengaturan lalu lintas sehingga terjadinya kemacetan sangat panjang, sampai dengan masyarakat banyak yang tidak lagi bisa mengikuti secara langsung pembukaan, tidak hanya itu yang sangat disayangkan oleh kita semua pejabat publik seperti Gubernur, Bupati dan lainnya juga sampai harus turun untuk jalan kaki.
Selanjutnya di area lapangan pacuan kuda Bener Meriah merupakan panggung utama pagelaran MTQ juga banyak hiburan yang tidak menggambarkan nilai-nilai ke-Islaman yang juga mengundang khalwat.
Belum lagi untuk penutupan yang kabarnya akan di tutup dengan artis dangdut kebangaan masyarakat Gayo yang di kenal dengan Faul Lida, dalam hal ini Agus Muliara selaku ketua HMI Cabang Takengon menegaskan, “Kita bukan tidak suka dengan saudara kita Faul yang sudah mengharumkan nama Gayo, tapi kita perlu tempatkan semua itu pada posisinya, ini merupakan kegiatan ke-Islaman jadi sangat aneh rasanya kalau di tutup dengan dangdutan, walaupun nanti dalihnya kita bukan dangdutan namun dengan sholawatan, tapi frem nya sudah berbeda faul itu dikenal dengan sosok penyanyi dangdutnya, adakah yang bisa menjamin nanti penutupan ini tidak sama seperti pembukaan kemarin, tidak ada pembatas antara laki-laki Dan perempuan” masih banyak cara-cara lain untuk menutup kegiatan besar ini, seperti menghadirkan tokoh-tokoh ulama besar
Kejadian ini hampir sama persis dengan acara MTQ di Kabupaten Banjar Mataram, yang dimana acara MTQ ditutup dengan acara dangdutan sehingga banyak menimbulkan response negatif Dari masyarakat maupun warganet, apakah Bener Meriah mau mengulang kembali cerita buruk seperti ini, Bener Meriah adalah salah satu kabupaten yang diisi oleh orang-orang paham agama Dan juga dengan visi yang sangat mulia, jangan sampai mencoreng nama harum Bener meriah, harap Agus
Dalam hal ini Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) meminta agar MPU Bener Meriah agar dapat menyelesaikan persoalan kontroversi ini, niat baik dan kegiatan positif seperti ini harus meninggalkan catatan baik untuk Bener Meriah, jadi tegas Agus agar sekiranya kepanitiaan Dan khususnya MPU Bener Meriah agar dapat memberikan alternatif lain untuk memeriahkan acara penutupan MTQ ke-XXXV, tutup Agus (Rel/LG010)
Comments are closed.