Gadget saat ini tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat untuk menjalani kesehariannya. Penggunaan perangkat elektronik ini juga sudah mewarnai dunia anak-anak ,meskipun sebagian orangtua mungkin sudah menyadari tentang dampak maupun bahaya gadget bagi anak.
Namun, masih banyak juga orang tua yang mengabaikan hal itu dengan dalih menyenangkan dan menenangkan anak. Beragam dampak gadget, nyatanya berpengaruh langsung pada mental dan perkembangan fisik maupun psikologis anak, hingga berdampak untuk masa depannya .
Anak jangan sampai menjadi screen addict. Screen addict yang dimaksud lebih kepada kecanduan menatap layar, baik ponsel, tablet ataupun televisi.
Paparan tontonan dan permainan ini juga memicu anak jadi kurang memiliki rasa empati dan simpati terhadap lingkungan sosialnya. Beberapa contoh kesehatan mental anak yang dapat terganggu,bahkan kecanduan game online bisa merubah susunan syaraf manusia.
Hal ini akan menyebabkan anak mudah stress, malas berfikir,bahkan sampai kepada gangguan kejiwaan. Begitu besarnya dampak negatif terhadap penggunaan gadget dalam jangka lama bagi manusia khususnya anak anak.
Steve jobs, adalah seorang tokoh yang menciptakan Hp Aple atau dikenal dengan Ipone. Dia bahkan menerapkan aturan dalam keluarganya. Yaitu melarang anak-anaknya menggunakan gadget hingga anaknya berumur 14 tahun, karena dia tau begitu buruknya penggunaan gadget bagi anak dibawah umur.
Intensifitas penggunaan gadget pada anak akan berdampak kepada fisiknya yaitu :
*Kebiasaan makan yang buruk sehingga menyebabkan kurang gizi atau obesitas.
*Kualitas tidur yang buruk sehingga berdampak pada penurunan prestasi akademiknya,
*Gangguan motoric dan pertumbuhanya.
Sedangkan gangguan psikologi akibat penggunaan gadget bagi anak antara lain:
Depresi, kesendirian, gelisah, agresif, kurang empati, fobia sosial, tidak bisa mengendalikan dorongan menggunakan internet.
Bahaya gadget bagi anak dapat menimbulkan masalah kesehatan mental dan perubahan perilaku dan kejiwaan.
Anak menjadi agresif dan mudah tersinggung, bahkan suka melakukan kekerasan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Iritabilitas juga akan mempengaruhi keterampilan lainnya, khususnya dalam hal menahan diri, berpikir, dan mengendalikan emosi. Padahal, keterampilan ini membentuk dasar untuk kesuksesan di masa depannya.
Paparan terhadap gadget juga dapat meningkatkan risiko ADHD dan autisme .
Dampak tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan berbagai cara, seperti membuat aturan bersama anak. Misalnya adanya larangan anak untuk menggunakan gadged sebelum mereka betul- betul membutuhkan.
Membatasi waktu penggunaan gadget, mengawasi anak saat penggunaan gadget, mensetting gadget dengan fitur atau aplikasi yang dibutuhkan anak saja. Orang tua lebih memprioritaskan keluarganya daripada asik sendiri dengan handphone.
Aturan akan dipatuhi anak, jika orang tua memberikan contoh kepada anak, misalnya ketika dirumah orang tua lebih meluangkan waktu untuk bermain bersama anak, melakukan kegiatan positif bersama anggota keluarga.
Orangtua merupakan role model anak dirumah. Mereka akan mencotoh orangtuanya. Karena itu, orangtua harus mengurangi penggunaan gadget ketika sedang didalam rumah.
Tidak perlu khawatirkankan anak akan kudet, anak tidak lebih pintar dari teman teman yang sering menggunakan handpone.
Tidak perlu takut tuntutan jaman, menghambat perkembangan diri anak. Anak sejatinya akan belajar pada waktunya.
Orang tua utamanya membentuk hubungan dan mental anak. Ketika anak sudah bisa dikontrol emosinya, mereka akan bisa lebih siap menghadapi perkembangan jaman. Peran orang tua dirumah yang menjadi penentunya.
Jadi, gadget bukan solusi utama untuk menyenangkan anak. Menyayangi anak bukan berarti memberikan semua apa yang mereka minta. Karena, bisa jadi itu akan menjadikan racun yang merusak masa depannya. ***(Faizah/ guru TK Alfisyahrink kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah)
Comments are closed.