Sekilas Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tengah secara geografis terletak ditengah – tengah wilayah Provinsi Aceh, dengan posisi berada pada 40 45 – 40Lu 45 -960 55. Bt dan memiliki topograpi berbukit dan bergunung. Daerah ini memiliki temperatur rata rata 200 dengan elevasi antara 100 – 2.600 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Aceh Tengah sebesar 577.248 Ha, dengan Ibu Kota Kabupaten Takengon. Disebelah Timur kota Takengon terdapat sebuah Danau yang bernama Danau Laut Tawar dengan luas + 5.472 Ha, dan dengan kedalaman rata rata 51,13 m, merupakan satu – satunya danau di Provinsi Aceh atau danau kedua terbesar di Pulau Sumatra. Penduduk Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari beberapa etnis / sub –etnis, yaitu suku Gayo, Aceh Pesisir, Batak Karo, Batak Toba, Jawa, Padang, Tionghoa dan lain – lain. Keberadaan etnis / sub etnis ini memperkaya perbendaharaan khasanah kesenian Kabupaten Aceh Tengah seperti : Tari Guel, Saman, Bines, Didong, dan ditemukan juga kesenian penduduk pendatang seperti; Seudati, Wayang Kulit, Ludruk Tari Tortor, Barongsai, dan lain – lain.
Kerajaan Linge merupakan cikal bakal atau asal dari orang Gayo, menurut sejarah, sekelompok masyarakat yang bermigrasi kepedalaman ujung Timur Pulau Sumatra dipimpin oleh seorang Raja yang di kenal dengan “Reje Linge” (Lingga). Dalam silsilah kerajaan Linge, sultan Iskandar Muda merupakan turunan Reje Linge, yang memiliki hubugan darah dengan Raja Sengeda dan Bener Merie. Terakhir Sengeda dinobatkan menjadi Reje Bukit, (memerintah di Bukit/ Bebesen). Sementara Bener Merie dikisahkan ber-reinkarnasi menjadi wujud Gajah Putih, yang merupakan simbol kebesaran pada setiap acara pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).
A. Wisata Alam
Danau Lut Tawar terletak disebelah timur Kota Takengon, merupakan danau terbesar di Provinsi Aceh. Panorama di seputaran danau yang merupakan ikon Kepariwisataan Aceh Tengah, menyuguhkan landscape dan pemandangan yang sangat indah nan dan eksotis yang tidak terdapat di danau lainnya. Danau yang memiliki luas sekitar 5.472 Ha. Panjang rata – rata 17 Km dengan lebar rata – rata 3,219 Km, dan kedalam jarak dari pinggir 35 m kedalaman 8,9, jarak 100 m kedalaman 19,27 dan jarak dari pinggir 1.620 m kedalamannya 51,13. Didalamnya terdapat ikan endemik Danau Lut Tawar, ikan Depik. Ikan Depik “Rosbora Tawarensis” hanya dapat berkembang biak di Danau ini dan berbagai species ikan lainnya seperti ikan bawal/ emas, mujahir, kepras, lele, nila, bado dan species lainnya. Disekeliling Danau terdapat empat gua yang sudah ditemukan ; Gua Loyang Peteri Pukes atau di kenal dengan Gua loyang Sekam, Gua Loyang Koro, Gua Loyang Peteri Ijo. Gua Loyang Perupi atau Gua Ular. Gua – gua tersebut memiliki legenda dan karasteristik tersendiri. Di beberapa lokasi Danau Lut Tawar, seperti di desa Pedemun terdapat lokasi untuk panjat tebing hiking, tracking dan dengan latar belakang pemandangan Danau yang permai. Seiring dengan semakin berkembangnya kepariwisataan di Negeri penghasil kopi ini kita dapat mengunjungi beberapa resort/objek wisata baik yang di kelola oleh pemerintah daerah maupun swasta, diantaranya Objek Wisata Pante Menye, Air Terjun Mengaya, Pante Mepar, Ujung Paking, Ujung Nunang, Ujung Sere, Pante Gamasih, Pante Ketibung dan sejumlah objek wisata lainnya.
Pante Menye
Pante Menye (Pantai Manja) merupakan salah satu Objek Wisata Unggulan Aceh Tengah, memiliki bentangan hamparan pantai pasir terpanjang + 1,5 km, terletak disebelah Timur Danau Lut Tawar, membentang dari Utara Keselatan dengan latar belakang Kecamatan Bintang. Sejumlah even wisata diadakan di pantai ini seperti ; Adu perahu tradisional, pacuan kuda pantai tradisional, pagelaran seni budaya Gayo dan sejumlah even kebudayaan lainnya.
Menuju lokasi Pante Menye dapat di tempuh dari sisi kiri Danau dengan jarak tempuh + 29 km, dengan waktu tempuh 30 menit dari kota Takengon, dari sisi kanan Danau sepanjang 33 km dengan jarak tempuh + 60 menit dengan menggunakan kendaraan.
Pantan Terong perpaduan antara Eko dan Agro wisata, merupakan salah satu Objek Wisata Unggulan di Kabupaten Aceh Tengah. Dari ketinggian + 1.825 m diatas permukaan laut, puncak Al – Kahfi, nama lain Objek Wisata Pantan Terong dengan suhu udara yang sejuk kita dapat menikmati perpaduan harmonisasi suguhan panorama Danau Lut Tawar yang eksotis nan permai dengan hamparan perkebunan kopi rakyat didua kabupaten, Aceh Tengah dan Bener Meriah yang dinaungi Gunung Burni Telong, merefleksikan kesempurnan keagungan dan keindahan Maha Karya Sang Pencipta Allah SWT.
Di Puncak Pantan Terong terdapat subuah pasenggrahan dengan pelataran yang di bangun mirip geladak kapal, para pengunjung dapat melepaskan pandangan kesegala penjuru. Di lokasi ini terdapat Mushola, Kanteen dan toilet dan areal parkir kendaran yang cukup luas. Objek wisata ini sering dipergunakan sebagai tempat untuk pertemuan baik bersifat formal maupun informal. Objek yang jaraknya 5 Km dari Kota Takengon, dapat dicapai dengan mempergunakan kendaraan dengan waktu tempuh + 15 menit.
Air Terjun Mengaya
Air Terjun Mengaya salah satu Objek Wisata unggulan di Aceh Tengah, berlokasi di Desa Mengaya jaraknya + 24 Km dari Kota Takengon. Objek Wisata ini sering dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun Manca Negara. Terletak persis di kaki gunung Burni Klieten. Selain menikmati deburan air yang terjun menghempas bebatuan karang dari ketinggian 180 meter para wisatawan dapat menikmati segarnya udara dan kicauan burung yang berasal dari hutan yang ada di sekitar Air Terjun.
Fasilitas yang tersedia di Objek Wisata Air terjun Mengaya adalah : Mushola, Mck, Kantin serta lokasi parkir yang luas.
B. Wisata Sejarah dan Legenda
Objek Wisata Umah Pitu Ruang merupakan Rumah Adat Suku Gayo memiliki arsitektur khas dengan berbagi ukiran dan pahatan bermotif kerawang Gayo sarat dengan makna dan simbol – simbol adat istiadat Suku Gayo. Rumah adat ini memiliki tujuh ruangan, setiap ruangan dihuni oleh satu Kepala Keluarga.
Di kabupaten Aceh Tengah terdapat dua unit Umah Pitu Ruang yang merupakan reflika bentuk asli Umah Pitu Ruang, satu berada di Kampung Kemili Kecamatan Bebesen berjarak 1,5 km dari Kota Takengon dan satu lagi berada di Desa Linge Kecamatan Linge berjarak + 103 dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan dengan kendaraan.
Lokasi ini merupakan tempat ditemukannya sejumlah bukti kehidupan pra sejarah di Dataran Tinggi Gayo, khususnya lembah kota Takengen dengan danau Lut Tawar. Hingga penelitian yang ketiga kalinya dilakukan oleh arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara telah ditemukan sejumlah bukti ilmiah kehidupan masa lalu di lokasi ini diantaranya berupa alat batu (batu petir), gerabah, cangkang molusca, sisa pembakaran dan kerangka manusia yang kesemuanya diperkirakan dipakai tidak kurang dari 3500 tahun lalu.
Hingga menjelang awal tahun 2011, penelitian masih terus dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti lainnya. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah merencanakan akan menjadikan lokasi ini sebagai salah satu Cagar Budaya andalan di dataran tinggi Gayo.
Menuju tempat ini sangat mudah karena posisinya yang sangat strategis yakni di pintu gerbang jalan lingkar danau Lut Tawar dari sisi bagian utara persisnya di Kampung Mendale Kecamatan Kebayakan dengan jarak tempuh sekitar 2 km dari pusat kota Takengen.
Gua Loyang Peteri Pukes atau Gua Loyang Sekam merupakan gua terbesar ke dua setelah Loyang Gua Loyang Koro. Gua yang terletak di sebelah Utara Danau ini berjarak kira – kira 3 km dari pusat Kota Takengon dapat ditempuh 10 menit dengan mengunakan kendaraan. Masyarakat Dataran Tinggi Gayo memiliki kesan tersendiri terhadap Gua Loyang Sekam, nama lain untuk Loyang Pukes, menurut kisah di lokasi gua ini sepasang pengantin berubah wujud menjadi patung batu karena melanggar sumpah dan janji dan betentangan dengan adat Gayo.
Dinding gua terdapat stalagmit dan stalagmit yang terbentuk dari proses sedimentasi air yang meresap dari bebukitan karang yang ada di sekitar gua. Selain menikmati Objek Wisata Loyang Sekam, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekitar gua yang indah dengan latar belakang Danau Laut Tawar yang permai.
Di Objek Wisata ini terdapar fasilitas seperti kios – kios menjual souvenir dan makanan dan minuman, Shelter, dan toilet dan areal parkir yang cukup luas.
Gua Loyang Datu
Objek Wisata Gua loyang Datu berlokasi di Desa Isaq Kecamatan Linge berjarak kira kira 29 Km dari Kota Takengon. Gua yang lokasinya persis di pinggir sungai merupakan tempat tinggal Merah Mege, karena ditinggal oleh saudara saudaranya ketika sedang berburu, Merah Mege adalah salah seorang anak Reje Linge. Selain dapat menikmati lokasi Loyang Gua Datu yang penuh dengan suasana purba dan magis kita dapat menikmati keindahan pemandangan sekitar yang masih banyak di tumbuhi oleh pepohonan pinus. Sekembalinya dari Gua Loyang Datu, wisatawan dapat membeli tape dan gula aren sebagai buah tangan khas Kampung Isaq.
Atu Belah
Objek Wisata Atu Belah terletak di sebelah Timur kira – kira 17 Km dari Isaq dan 23 Km dari kota Takengon. Atu Belah atau batu yang terbelah, merupakan salah satu Objek Wisata yang banyak di kunjungi oleh para wisatawan. Masyarakat Dataran Tinggi Gayo masih menuturkan kisah Atu Belah yang penuh dengan pesan dan ajaran Moral ini. Menurut kisah, Karena tidak sanggup menahan penderitaan akibat kekejaman sang suami yang memotong payudaranya untuk lauk makan. Demi untuk menghilangkan rasa malu dan melepaskan penderitaannya ia rela meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil dan merelakan tubuhnya ditelan Atu Belah.
Gua Loyang Koro
Gua Loyang Koro jaraknya kira – kira 3 Km dari Kota Takengon, Gua yang lokasinya persis di pinggir sebelah selatan Danau Lut Tawar ini memiliki kontur yang spesifik, di dalam gua yang konon menurut kisah pada jaman dahulu dapat menembus sampai ke Kecamatan Linge ini, terdapat stalagmite dan stalagtite dengan aneka bentuk yang menawan hati, selain stalagmite dan stalagtit di dalam gua ini kita dapat melihat kelelawar dengan ukuran tuibuhnya cukup besar bersarang di dinding bagian atas gua. Di lokasi sekitar Gua yang cukup rindang ini pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas seperti, café, gazebo, boat wisata, kolam terapung dan beberapa lokasi pemancingan yang cukup nyaman.
Bangunan Masjid Tue Kebayakan terletak sekitar 1,5 Km dari pusat Kota Takengen dibangun tahun 1920 oleh masyarakat Aceh Tengah dengan Imam Masjid saat itu Tgk. Imem Aman Baram. Dalam proses pembangunannya sangat erat kaitan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia melawan penjajah Belanda. Salam upaya mengambil hati rakyat Gayo, Belanda menyumbangkan 100 Golden untuk dana pembangunan Masjid ini.
Rumah Adat Baluntara
Baluntara adalah seorang Raja yang wilayah kekuasanya di sebelah Selatan Danau Lut Tawar, konon wilayah kekuasaanya hingga ke sebagian Kerajaan Linge. Rumah adat Balontara yang belokasi di sebelah Timur desa Toweren sekitar 7 km dari Kota Takengon ini masih terawat dengan baik disetiap tiang dan dindingnya terdapat pahatan ukiran khas Kerawang Gayo yang sarat dengan simbol – simbol yang penuh dengan makna. Rumah adat yang dibangun bercirikan khas Rumah Adat Gayo ini sering dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun manca Negara.
Disamping menikmati keindahan Rumah adat Baluntara, kita dapat melihat masyarakat kampung Toweren yang masih menjalankan adat dan tradisi suku Gayo.
Vihara
Walaupun di Kabupaten Aceh Tengah masyarakatnya mayoritas ber agama Islam, namun masyarakatnya dapat hidup berdampingan rukun dan damai dengan penganut agama lain hal ini di buktikan dengan keberadaan Vihara yang berlokasi di Kampung Bale Kecamatan Lut Tawar tepatnya hanya 1 km disebelah Selatan Kota Takengon. Vihara yang dibangun pada tahun 1964 ini berbentuk semi permanen memiliki diameter 25 x 40 m2. Pada mulanya Vihara yang dapat menampung 200 orang jemaah ini, merupakan rumah suku Tionghoa. Dari luar Vihara ini tampak biasa – biasa saja. Aroma rumah ibadah mulai terasa ketika memasuki ruangan. Di dalam Vihara kita dapat melihat simbol simbol keagamaan yang sakral.Meskipun bentuk bangunannya sederhana Vihara ini sering dijadikan tempat untuk melaksanakan doa bersama dalam ranggka doa bersama syukuran dalam rangka menyambut Tahun Baru Agama Budha yang di hadiri oleh para biksu dari seluruh kota – kota besar di Indonsia.
C. Agro Wisata
KabupatenAceh Tengah selain dikenal dengan alammya yang indah dan permai juga dikenal dengan kesuburan tanahnya. Hampir 95% masyarakat Negeri Seribu Gunung ini menggantungkan mata pencaharian disektor partanian khususnya Tanaman kopi dan horticultura. Hampir diseluruh Kecamatan di Kabupaten ini kita dapat menemukan hamparan kebun kopi yang di kelola oleh petani. Luas areal perkebunan kopi di Aceh Tengah mencapai + 70.000 hektar. Kecamatan Kute Panang, Jagong Jeget dan Kecamatan Atu Lintang merupakan Kecamatan dimana kita dapat menikmati hamparan perkebunan kopi rakyat dan aktifitas petani kopi yang sedang mengelola lahannya dengan cara tradisional.
Selain dapat menikmati landscape hamparan tanaman kopi dan berbagai varietas horticultura, wisatawan dapat membeli aneka buah – buahan seperti jeruk, markisa, alpukat, tomat, kentang dan lain-lain dengan harga lebih murah dari harga pasaran di lokasi perkebunan.
D. Cendra Mata
Masyarakat Kabupaten Aceh Tengah dikenal dengan daya seni dan kreatifitas yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari beberapa kerajinan tangan seperti tikar, kendi, gerabah, aneka bentuk produk industri rumah tangga bermotif kerawang Gayo seperti baju, tas, dompet, topi, kopiah dan lain-lain. Benda-benda ini dengan mudah didapatkan di toko souvenir yang ada di seputaran kota Takengon dengan harga yang terjangkau.
E. Kuliner
Selain berbagai jenis cendra mata khas Gayo, juga dapat dinikmati sejumlah makanan dan minuman khas Gayo seperti, Masam Jeng, Pengat Gayo, Dedah dan berbagai jenis Cecah khas Gayo. Masakan khas Gayo ini dapat kita jumpai di sejumlah warung /restoran khas masakan Gayo seperti di Warung Zahara, Batas Kota, Rakan Ayu, Pengat Gayo dan warung Randu Alam.
Kopi adalah komoditi andalan Tanoh Gayo, tentu suguhan kopi khas Gayo dari jenis Arabika dan Robusta sangat mudah ditemui di Takengen dan sekitarnya. Setiap warung dan cafe dipastkan menyuguhkan kopi Gayo dan paling spesial dapat ditemui di Batas Kota Cafe Paya Tumpi yang menyuguhkan espresso kupi yang disuguhkan oleh barista terlatih. Bila anda ingin menikmati kopi sekaligus sambil menikmati atau memainkan musik silahkan berkunjung ke Central Coffee di Jalan Lebe Kader Takengen. Jika ingin pilihan lain, menikmati kopi dengan suguhan rujak dan renyah dan manisnya nenas, silahkan menuju ke Pegasing dengan jarak tempuh sekitar 6 km dari kota Takengen.
Catatan : Info ini akan terus diperbaharui
(Sumber : Mahadin, S.Sos dan Khalisuddin, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tengah, Foto Khalisuddin)
waw—saya bangga dengan alam yang penuh panorama indah dan subur,