Galau Balon Sisa


(Galau Bakal Calon Mahasiswa)

 “Meletus balon sisa, duuuaaarrr! Hatiku sangat galau..” Lirik yang aneh ya? ini balon sisa beda dari yang biasa. Balon sisa yang kerap digenggam siswa sekolah menengah atas, pasca perayaan ujian nasional. Balon sisa yang hanya punya satu warna dan silakan saja pada yang punya untuk mengimajinasikan warnanya, yang akan menentukan masa depannya.

Serupa tahun-tahun sebelumnya, seraya menunggu Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau sering disebut dengan UMPTN. Maka banyak teman-teman yang akan ikut meramaikan pusat-pusat pelatihan bimbingan belajar untuk menghadapi ujian UMPTN tersebut. Namun, sudahkan terpikirkan ingin masuk ke universitas atau perguruan tinggi apa, di mana dan jurusan apa? Atau sudah punya rencana, namun perasaan bimbang masih kerap menghampiri? Ya, inilah yang diibaratkan ‘Galau Balon Sisa’ yaitu galaunya bakal calon mahasiswa. Aih… Benarkah galau jenis ini sering tertimpa pada bakal calon mahasiswa? Bagaimana kalau sekiranya tujuan masuk universitas negeri tidak tercapai?  Tidak! Galau ini tidak akan ditemui, jika ia adalah seorang yang memiliki pendirian tetap. Telah memiliki pandangan hidup ke depan, menyadari kemampuan diri dan memahami hakikat kuliah bukanlah sebatas mendapatkan ijazah untuk gelar sarjana.

Alih-alih mengaku gengsi, bahkan minder jika masuk ke universitas yang biasa saja dan masuk ke jurusan yang biasa-biasa pula. Inilah yang menjadi fenomena yang sering kita temui, pada diri yang bakal menjadi calon mahasiswa. Pemikiran yang biasa, salah satunya hanya karena ingin tampak keren di depan teman-temannya. Akhirnya ia pun memutuskan mengambil jurusan yang sebenarnya di luar kemampuannya, ia paksakan untuk menjalaninya. Sehingga akhirnya ia pun menemu pada ‘Salju berujung sesal’ alias salah jurusan yang berujung sesal. Maka tak dipungkiri bisa saja di pertengahan semester keputusan untuk mengakhir kuliah pun tak terelakkan. Ironis!

Sesuatu yang kau anggap sebagai kegemaranmu, jadikan ia profesimu. Sehingga ketika kau bekerja, seolah kau hanyalah sedang melakukan kegemaranmu itu.” (Ranchu- 3 Idiot movie)

Petikan kalimat yang menarik, ketika seseorang telah menyadari potensi apa sejatinya yang ia miliki dan ia mampu mengelolanya dengan baik. Maka begitu pula, ketika memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Pahami benar-benar jurusan yang ada di sana, ambil jurusan sesuai kemampuan dan keinginan di masa depan. Bukanlah berarti karena suatu universitas atau perguruan tinggi itu telah besar namanya maka jaminan akan masa depan cerah pasti terrangkul. Sebaliknya, universitas atau perguruan tinggi yang biasa-biasa saja belumlah tentu akan menjamin masa depan akan biasa-biasa pula. Rejeki dan masa depan, sudah diatur oleh Tuhan.

Fenomena lain yang kita temui adalah adanya ‘paksaan’ dari kedua orangtua untuk jurusan yang akan dipilih si anak, ketika mendaftar sebagai calon mahasiswa. Sebagai anak yang juga tidak ingin mengecewakan orangtua, ditambah pemikiran bahwa apa yang diarahkan oleh orangtua pasti adalah yang terbaik baginya, maka si anakpun menyetujui perihal jurusan yang diajukkan orangtuanya tersebut. Orangtua memang mengetahui bagaimana ananknya dan tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, namun pada hakikatnya si anaklah yang lebih mengetahui dirinya sendiri. Maka ada baiknya serahkan keputusan pada anak dan tentunya tak lepas dari bimbingan orangtua pula. Hal lain yang perlu dipersiapkan lainnya adalah ketika suatu saat usai mengikuti UMPTN dinyatakan tidak lulus, maka ancang-ancang untuk memutuskan apakah masuk perguruan tinggi swasta, memilih untuk ikut UMPTN tahun depan, atau bahkan memilih untuk tidak kuliah dan mencari pekerjaan saja, sudah selayaknya dipikirkan.

Sebaik-baiknya manusia adalah bemanfaat bagi orang lain.” Hidup adalah ibadah. Ibadah pada-Nya,  Sang pemilik semesta.  Langkah yang luar biasa, ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun bukanlah tanpa landasan ketika memutuskan untuk masuk universitas, ada amanah dan tanggungjawab yang diemban. Semoga ilmu yang didapat selama kuliah dapat bermanfaat terutama bagi diri sendiri, masyarakat, agama, bangsa dan negara.  Semangat dan terus berjuang. (Zuliana Ibrahim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.