Takengon | Lintas Gayo – Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MPk), merupakan sebuah program pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan dan percepatan pembangunan dengan cara membahas dan merencanakan program pembangunan di wilayah masing-masing oleh warganya.
Sangat banyak dari program yang dilangsungkan oleh PNPM MPk, tak terkecuali masyarakat di Takengon Aceh Tengah. Salah satunya adalah program pembuatan Bak Intake dan fasiltas Mandi Cuci Kakus (MCK) di Kampung Rawe Dusun Kalang Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
Jusri, seorang koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Atu Gong Kampung Rawe, Kamis 21 Juni 2012 mengatakan, program PNPM yang masuk ke Kampungnya kini dapat dinikmati oleh semua masyarakatnya, termasuk pembuatan Bak Intake yang menampung aliran air yang mengalir dari pengunungan yang bermuara ke Danau Lut Tawar tersebut.
Sebelum pembuatan Bak Intake ini, Jusri mengaku warga didaerahnya harus memanfaatkan aliran air yang tak tertampung di suatu muara, atau langsung melakukan aktivitas sehari-hari baik mencuci, mandi dan lainya di tepian Danau Lut Tawar.
“Bak intake ini kini digunakan oleh warga sebagai tempat mencuci, mandi dan sebagainya, tak perlu pergi ke Danau lagi”, kata Jusri
Ditambahkannya, meski tak semua warga yang melakukan aktivitas tersebut di tepian danau sebelum pembuatan Bak Intake ini, akan tetapi kualitas air yang mengalir di aliran air ini kurang bagus, dan jika musim penghujan tiba maka aliran air tak dapat terbendung, yang mengakibatkan kerusakan pada aliran alurnya.
“Sekarang walau musim hujan datang, warga tak perlu lagi repot memperbaiki aliran air yang rusak”, terang Jusri.
Selain untuk mencuci, mandi dan kebutuhan air untuk MCK, Jusri menambahkan manfaat lain yang diperoleh masyarakat dari pembuatan Bak Intake ini adalah sebagai pengairan sawah warga dan areal perkebunan mereka yang ditanami tanaman palawija.
Manfaat program-program PNPM MPk di kampung berjarak sekira 12 kilometer dari kota Takengon tersebut diakui salah seorang warga setempat, Aman Rohyana yang mengaku sudah berusia lebih dari 70 tahun.
“Ada beberapa program PNPM MPk di kampung ini sejak beberapa tahun silam. Bukan saya hendak memuji, namun kenyataannya semuanya bermanfaat langsung bagi masyarakat,” kata Aman Rohyana yang ditemui disela-sela aktvitasnya menjaga burung Pipit di sawahnya.
Sementara itu, secara terpisah Senior Fasilitator Tim 35 PNPM MPk Kabupaten Aceh Tengah Zuhaili menjelaskan, pembuatan Bak Intake ini diperlukan biaya sebesar Rp. 3.500.000,- yang langsung dikelola oleh masyarakat setempat.
“Program PNPM bukan dilaksanakan melalui tender, akan tetapi warga sendiri yang langsung mengerjakannya”, terang Zuhaili.
Dilanjutkan, semua program PNPM MPk diusul melalui BKM, dan diteruskan kepada PNPM MPk. “BPM yang menampung aspirasi masyarakat setempat, dengan prioritas kebutuhan masyarakat setempat”, lanjutnya.
Selain pembangunan Bak Intake, di Kampung Rawe juga sudah digalakkan ekonomi bergulir kepada masyarakat. “Ekonomi bergulir kepada masyarakat diberikan tanpa anggunan, dengan jasa pengembalian sebesar 1,5 persen setiap bulannya yang dikelola oleh Unit Pengelolaan Keuangan (UPK), dan keuntungan pun dikembalikan kepada masyarakat”, pungkas Zuhaili. (Darmawan Masri/Red.03)