Cerita Rakyat “Atu Kekuden”

Doc. Edi Syahputra Linge. Pribadi

Oleh : Edi Syahputra Linge*

Cerita ini bersumber dari masyarakat Gayo,pada jaman dahulu hiduplah sebuah keluarga yang memiliki dua anak,mereka hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki apapun selain rumah yang mereka tepati,bahkan untuk makan sehari hari saja sangat susah.

Suatu ketika suami dan istri dari kedua anak tersebut pergi ke dukun dengan upaya menginginkan kekayaan dan terbebas dari ratapan kemiskinan yang selama ini mereka rasakan.

singkat cerita sang dukun mengatakan kepada suami istri tersebut untuk membawa kedua anak mereka kedalam hutan belantara yang jauh dari ayah ibu nya dan tidak diperbolehkan kembali lagi kerumahnya,dengan demikian kekayaan yang mereka inginkan akan didapatkan.

Keluarga tersebut percaya dengan demikian mereka akan membawa anak mereka kedalam hutan dan kemudian nantinya akan ditinggalkan begitu saja,sedangkan kedua orang tuanya kembali kerumah seperti biasa.

Tibalah saatnya keluarga tersebut membawa kedua anaknya,anak pertama umurnya perkiraan sembilan atau sepuluh tahun,sedangkan anak kedua berumur dua tahun setengah.

Rencana kedua orang tersebut membawa anaknya mengambil kayu bakar kedalam hutan,sebelum pergi anak yang paling kecil menangis,akhirnya ibunya memberikan jagung yang sudah tua supaya anaknya tidak menangis lagi.

Pergilah keluarga tersebut, di perjalanan sang anak yang paling besar kembali bertanya kepada bapaknya,” kemana kita pak,kenapa jauh sekali mengambil kayu bakar” kemudian sang ayah menjawab” kayu bakar dihutan bagus bagus makanya kita mengambilnya jauh”.

Pada saat itu sang anak merasa heran padahal jauh jauh hari kalaupun mengambil kayu bakar tidak begitu jauh karena mereka juga tinggal di pinggiran hutan.

Setelah itu sampailah mereka di tempat yang dimaksud,orang tuannya menyuruh sang abg untuk mengendong adiknya yang paling kecil sembari menjaga nya,sedangkan orang tuanya beralasan mencari kayu bakar.

Padahal niat kedua orang tuanya pulang bukan mencari kayu bakar,sedangkan anak anaknya masih berada didalam hutan, kemudian sudah terlalu lama pergi anaknya memanggil kedua orang tuanya namun ibu dan bapaknya tidak menjawab. Sampai anak anaknya berhari hari di dalam hutan.

Abang nya ingat ketika adek nya menangis dan ibunya memberikan jagung tua, ternyata adeknya mengukus jagong tersebut di perjalanan kedalam hutan dan menelusuri jalan yang mereka lewati, benar saja hidup jagung tua tersebut karena sudah beberapa hari di dalam hutan.

Akhirnya mereka kembali selamat dan sampai kerumahnya,kedua orang tuanya heran mereka bisa kembali, akhirnya mereka kembali menghadap ke dukun dan memberitahukan bahwa kedua anaknya telah kembali.

Oleh dukun mereka tidak akan pernah kaya raya kalau anak anaknya tidak menghilang dari kehidupan mereka, untuk menjadi kaya raya syaratnya harus membawa anak anak nya menjauh dan tidak pernah kembali.

Akhirnya kedua orang tuanya membawa kembali kehutan dengan alasan membuka lahan perkebunan dan hutan belantara yang amat sangat jauh,kedua orang tua tersebut membawa lagi anak anaknya.

Sesampainya di dalam hutan kembali lagi anak anaknya ditinggalkan dan tidak pernah kembali, sementara kedua anaknya menangis sambil memanggil manggil namun tidak pernah kunjung kembali.

Sampai sang abg memasrahkan hidup dan matinya bersama adiknya didalam hutan sembari menggendong adeknya di belakang punggungnya dan berkata, ” Ama ine pe gere ngenali aku”, (Gayo_Red)bapak dan ibu tidak lagi mencari ku,sambil membungkukkan badan dan merenggangkan tangannya ke tanah,seketika itu sang abg dan adik berubah menjadi batu

Sampai hari ini masyarakat percaya jika hati yang suci bersih dan niat yang baik akan bertemu batu tersebut dan menangis sambil membawa adeknya di belakang punggungnya.

Wallahu a’alam bisawab.

*Penulis Adalah Aktivis Muda Aceh Tengah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.